Iran Tutup Perbatasan Usai Serangan Parade Militer
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Sabtu, 22 September 2018 20:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Iran menutup dua pintu gerbang utama perbatasan Shalamcheh di Basra dan Ash Shib di Maysan menyusul serangan parade militer di Ahvaz, Sabtu 22 September 2018.
Serangan yang dilakukan oleh sejumlah pria bersenjata itu, menurut laporan kantor berita IRNA, menewaskan sedikitnya 24 orang dan melukai 53 korban lainnya.
Baca: Parade Militer Iran Diserang, 24 Tewas
Media di Iran sebagaimana dikutip ANF News melaporkan, para pejabat Iran meminta keamanan di wilayah perbatasan ditingkatkan untuk berjaga-jaga serangan susulan.
"Pintu gerbang perbatasan ditutup, termasuk untuk kepentingan perorangan maupun komersial. Penutupan tersebut sifatnya sementara," tulis ANF News, Sabtu.<!--more-->
Serangan mematikan terhadap parade militer itu mendapatkan kecaman dari berbagai pihak, termasuk Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif.
Tak lama setelah kejadian, Zarif mengarahkan telunjuk jarinya kepada rezim asing meskipun tidak secara jelas, siapa di balik serangan tersebut.
Baca: Meskipun Kena Sanksi, Iran Tingkatkan Kapasitas Senjata Perang
Dia menulis di akun Twitter, "Teroris direkrut, dilatih, dipersenjatai dan dibayar oleh rezim asing telah menyerang Ahvaz. Anak-anak dan jurnalis di antara korban tewas. Iran sanggup menahan sponsor teror dan Amerika Serikat berada di balik serangan ini. Iran akan merespon cepat dan tegas demi mempertahankan kehidupan rakyat Iran."
Terrorists recruited, trained, armed & paid by a foreign regime have attacked Ahvaz. Children and journos among casualties. Iran holds regional terror sponsors and their US masters accountable for such attacks. Iran will respond swiftly and decisively in defense of Iranian lives. pic.twitter.com/WG1J1wgVD9
— Javad Zarif (@JZarif) September 22, 2018
Parade yang digelar di Kota Ahvaz pada Sabtu itu merupakan karnaval untuk memperingati Perang Iran-Irak yang berlangsung pada 1980-1988.
Ahvaz adalah ibu kota provinsi kaya minyak, Khuzestan. Provinsi ini di masa lalu menjadi kawasan kelompok sparatis menyerang pipa minyak.