Aung San Suu Kyi Persilakan 2 Wartawan Reuters Ajukan Banding

Reporter

Tempo.co

Kamis, 13 September 2018 16:18 WIB

Ekspresi wartawan Reuters, Kyaw Soe Oo (kiri) dan Wa Lone, saat keluar dari ruang sidang setelah menjalani sidang vonis di Yangon, Myanmar, Senin, 3 September 2018. Keduanya divonis 7 tahun penjara karena dinilai melanggar Undang-Undang Rahasia Myanmar terkait dengan pemberitaan etnis Rohingya. AP Photo/Thein Zaw

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, angkat bicara atas penahanan dua wartawan Reuters, Wa Lone, 32 tahun, dan Kyaw Soe Oo, 28 tahun. Suu Kyi mengatakan keduanya bisa mengajukan banding atas putusan tujuh tahun penjara yang diputus hakim pada 4 September 2018.

“Mereka tidak dipenjara karena mereka wartawan, tapi mereka dipenjara karena pengadilan memutuskan mereka telah melanggar undang-undang rahasia negara,” kata Suu Kyi disela-sela acara Forum Ekonomi Dunia atau WEF di Hanoi, Vietnam, Rabu, 12 September 2018.

Wa dan Kyaw adalah dua wartawan Myanmar yang bekerja untuk Reuters. Sebelum ditangkap pada akhir Desember 2017 dan dijebloskan ke penjara, keduanya melakukan laporan investigasi pembunuhan terhadap etnis minoritas Rohingya di negara bagian Rakhine yang diduga kuat dilakukan oleh anggota militer Myanmar.

“Saya bingung apakah orang-orang membaca kesimpulan pengadilan yang menyebut ini semua tidak ada kaitannya dengan kebebasan berbicara sama sekali. Ini terkait pada undang-undang rahasia negara. Jika kita percaya pada aturan hukum, mereka memiliki hak untuk mengajukan banding dan mengajukan bukti-bukti mengapa hakim salah,” kata Suu Kyi.

Baca: Pertama Kali Wartawan Tahanan Myanmar Bersaksi di Persidangan

Advertising
Advertising

Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi (tengah) tiba di bandara Sittwe untuk kunjungan mendadak ke Rakhine, Myanmar, 2 November 2017. Suu Kyi tiba pada kunjungan pertamanya tanpa pemberitahuan. AFP

Baca: Wartawan Myanmar Frustrasi Tak Ada Kebebasan Pers

Peraih Nobel bidang perdamaian 1991 itu mengatakan, persidangan terhadap Wa dan Kyaw telah dilakukan secara terbuka, termasuk sesi dengar keterangan para saksi. Siapa pun bisa menyaksikan persidangan itu dan jika ada yang menilai keadilan tidak ditegakkan, maka Suu Kyi meminta agar ditunjukkan kesalahan tersebut.

Atas putusan hakim yang dijatuhkan pada 4 September 2018, Wa dan Kyaw menegaskan tidak bersalah. Pemenjaraan kedua wartawan itu, mendapat kecaman dari komunitas internasional dan tuntutan agar keduanya dibebaskan, termasuk seruan dari Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence. Kasus ini pun kembali menyoroti peran Suu Kyi sebagai pemimpin Myanmar.

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

11 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

1 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

9 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

11 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

11 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya