Kudeta di Venezuela, Amerika Serikat Ikut Pertemuan Rahasia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 10 September 2018 14:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pejabat di pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump diam-diam menghadiri pertemuan rahasia bersama petinggi militer Venezuela untuk mendongkel Presiden Nicolas Maduro.
Kabar tersebut disampaikan oleh The New York Times setelah mewancarai 11 pejabat Amerika Serikat baik yang aktif maupun sudah pensiun. "Informasi itu juga disampaikan oleh bekas komandan militer yang tak bersedia disebutkan namanya," tulis Intel News, Senin 10 September 2018.
Baca: Pejabat Amerika Terlibat Pembicaraan Kudeta di Venezuela
Menurut laporan The Times, pertemuan itu tercetus menyusul pernyataan Presiden Trump pada Agustus 2017 yang menyatakan dia tidak mengesampingkan opsi militer untuk memperbaiki situasi d Venezuela. Pernyataan ini disusul terbentuknya tiga kelompok di kalangan militer Venezuela. Ketiga grup tersebut seluruhnya menentang kepemimpinan Maduro sebagaimana disuarakan Gedung Putih.
Salah satu grup mengatakan kepada The Times, untuk memuluskan rencana, mereka menghubungi diplomat di kantor perwakilan Amerika Serikat di sebuah negara Eropa. Sedangkan kelompok lainnya aktif menggelar pertemuan dengan ratusan anggota Pasukan Angkatan Bersenjata Bolivaria Nasional.<!--more-->
"Pada pertemuan itu juga dibahas mengenai desakan mereka kepada Amerika Serikat agar menyiapkan alat komunikasi untuk koordinasi operasi."
Namun demikian, Gedung Putih akhirnya membatalkan mendukung kudeta di Venezuela karena aksi tersebut diperkirakan bakal menimbulkan pertumpahan darah.
Percobaan kudeta di Venezuela juga pernah terjadi di masa pemerintahan Presiden Hugo Chaves. Pada April 2012, sekelompok pejabat tinggi militer melancarkan serangan untuk menjatuhkan Chaves dari kepemimpinan Vnenezuela.
Baca: Krisis Venezuela, Nicolas Maduro Investasi Emas
"Tetapi kudeta tersebut gagal berkat bantuan jenderal loyalis Chaves dan dukungan massa yang turun di jalan-jalan," tulis Washington Post.
Presiden Amerika Serikat saat itu, George W. Bush, menolak dituding terlibat dalam percobaan kudeta terhadap Presiden Venezuela Hugo Cahavez.