TEMPO.CO, Jakarta - Brazil mengirimkan pasukan militernya ke wilayah utara perbatasan. Langkah ini dilakukan di tengah-tengah krisis ekonomi Venezuela yang mendorong ribuan masyarakat meninggalkan negara itu dan berlindung ke negara-negara tetangga.
Roraima, negara bagian di utara Brazil telah menjadi 'gerbang utama' bagi masyarakat Venezuela masuk ke Brazil. Pengerahan personil militer ke wilayah itu ditujukan untuk melindungi para imigran dari tindak kekerasan yang dipicu oleh kemarahan masyarakat Brazil karena ketidakstabilan yang diciptakan oleh krisis imigran.
Baca: Demi Kemanusiaan, Peru Tetap Terima Pengungsi Venezuela
Sekelompok pengungsi Venezuela tidur di trotoar di perbatasan ke Peru, sebelum tenggat waktu pada peraturan baru yang menuntut paspor dari migran, di Tumbes, Peru, Jumat, 24 Agustus 2018.(Foto AP / Martin Mejia)
Baca: Krisis Venezuela, Uang Bolivar Jadi Bahan Baku Kerajinan Tangan
Dikutip dari edition.cnn.com pada Kamis, 30 Agustus 2018, Presiden Brazil, Michel Temer, telah menandatangani sebuah dekrit pada Selasa, 28 Agustus 2018, untuk mengerahkan Angkatan Bersenjata Brazil ke negara bagian Roraima. Temer mengatakan kehidupan yang sulit di Brazil akan berjalan lebih lama karena gelombang masuknya masyarakat Venezuela sehingga menimbulkan krisis imigran dan reaksi masyarakat Brazil.
"Gelombang imigran di Roraima adalah dampak dari sulitnya kehidupan dimana masyarakat Venezuela telah menjadi subjek. Ini secara tepat mengarah pada situasi tragis yang saat ini berdampak pada hampir seluruh wilayah Amerika Selatan," kata Temer dalam sebuah pidato.
Temer mengatakan pemerintah Brazil telah menawarkan bantuan medis dan kemanusiaan kepada para imigran, termasuk membangun tenda-tenda darurat. Dekrit yang diterbitkan Temer berlaku mulai 29 Agustus sampai 12 September 2018.
Sebelumnya pada awal Agustus 2018, Brazil mengumumkan telah mengirimkan 120 personil militer ke negara bagian Roraima menyusul naiknya ketegangan antara penduduk lokal dan imigran yang berdatangan dari Venezuela.