Sebotol Parfum Racun Saraf Novichok Bisa Bunuh 4 Ribu Orang

Jumat, 7 September 2018 21:10 WIB

Personel militer mengenakan pakaian pelindung saat mengumpulkan barang bukti di John Baker House, yang merupakan rumah untuk para tunawisma di Rollestone Street di Salisbury, Inggris, Jumat, 6 Juli 2018. Polisi Inggris sedang menjelajahi bagian Salisbury dan Amesbury di Inggris barat daya, membersihkan material yang terkontaminasi racun syaraf Novichok. [AP Photo / Matt Dunham]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebotol parfum penuh racun saraf Novichok yang digunakan untuk menyerang Sergei dan Yulia Skripal di Salisbury, Inggris, diklaim mampu membunuh 4 ribu orang.

Dilansir dari Dailymail.co.uk, 7 September 2018, seorang pejabat keamanan Inggris mengatakan dua agen Rusia yang dituduh melakukan serangan Salisbury membawa cukup banyak Novichok, sebuah jenis racun saraf kelas militer, yang mampu menghilangkan banyak nyawa secara signifikan.

Baca: Bos Intelijen Inggris Galang Dukungan Lawan Rusia Soal Skripal

Delegasi Inggris untuk PBB kemarin menuduh Moskow 'bermain dadu' dengan kehidupan Inggris setelah jari menunjuk ke Vladimir Putin dan GRU.

Sergei Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia, 33 tahun, dalam kondisi kritis di rumah sakit saat ini.l [Rex Features]

Advertising
Advertising

Serangan itu menyebabkan Skripal sakit parah dan menyebabkan kematian warga Inggris, Dawn Sturgess, tetapi racun saraf juga bisa membunuh ribuan nyawa, seperti dilaporkan The Times.

Sumber keamanan juga mengklaim polisi dan dinas rahasia sedang menyelidiki apakah Novichok yang disembunyikan dalam botol parfum berteknologi tinggi masuk Inggris dalam sebuah tas yang diselundupkan ke kedutaan Rusia di London.

Baca: 4 Hal Aneh Temuan Netizen Soal 2 Tersangka Racun Novichok

Dame Karen Pierce, perwakilan Inggris di PBB, mengatakan Rusia telah "bermain dadu dengan kehidupan masyarakat Salisbury".

"Kami memiliki bukti yang jelas tentang keterlibatan negara Rusia dalam apa yang terjadi di Salisbury," kata Pierce.

Sementara Rusia mengatakan tudahan negara Barat sebagai "teater yang absurd".

Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, yang secara resmi dituduh berusaha membunuh mantan perwira intelijen Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, terlihat dalam gambar yang diberikan oleh Polisi Metropolitan di London, Inggris 5 September 2018. REUTERS

Dua orang yang diduga berada di belakang peracunan, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov, telah diidentifikasi oleh Inggris sebagai anggota GRU, dinas intelijen militer Rusia.

Donald Trump, Angela Merkel, Emmanuel Macron dan Justin Trudeau sebelumnya mengeluarkan pernyataan bersama dengan Theresa May setuju bahwa operasi itu hampir pasti disetujui di tingkat pemerintah senior di Moskow.

Dua orang yang dituduh meracuni Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, terlihat di CCTV di Salisbury Station.[Handout Polisi Metroplitan Inggris / Reuters]

Para detektif percaya kemungkinan kedua tersangka, yang diperkirakan berusia sekitar 40 tahun, bepergian dengan nama samaran, bahwa Petrov dan Boshirov bukanlah nama asli mereka.

Jaksa menganggap sia-sia untuk mengajukan permohonan ke Rusia untuk ekstradisi kedua orang itu, tetapi Surat Perintah Penangkapan Eropa telah diperoleh dan pihak berwenang juga mencari bantuan Interpol.

Baca: Media Jerman Sebut Negara Barat Teliti Novichok Sejak Jauh Hari

Detektif percaya pintu depan rumah Skripal di Salisbury terkontaminasi dengan racun saraf Novichok pada 4 Maret.

Polisi mengatakan, para tersangka menghabiskan dua malam di sebuah hotel di London timur dan melakukan pengintaian ke Salisbury sehari sebelum Skripal diracun.

Petugas teliti racun syaraf Novichok yang digunakan untuk meracuni eks mata-mata Sergei Skripal. [REUTERS/Peter Nicholls]

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan tuduhan Inggris tidak dapat diterima dan tidak seorang pun di dalam pemerintahan Rusia ada hubungannya dengan keracunan itu.

Sementara itu, akun Twitter kedutaan Rusia mengunggah serangkaian pesan yang ditujukan untuk membantah bukti penyelidikan Inggris. Salah satunya membandingkan bukti intelijen yang digunakan untuk invasi Irak 2003.

Rekaman CCTV menunjukkan kedua pria tampak santai saat mereka berjalan di jalan menuju stasiun Salisbury untuk liburan. Mengenakan pakaian musim dingin, Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov terlihat berjalan melewati koleksi Dauwalders dan toko prangko langka.

Baca: Inggris Tuduh Agen GRU Rusia Racuni Skripal, Apa itu GRU?

Petrov mengenakan tas punggung, topi wol hitam dan mantel biru, sementara Boshirov mengenakan jaket bomber warna gelap dan topi bisbol.

Inggris mengklaim para pembunuh Salisbury menghabiskan waktu dua tahun untuk menjelajahi Eropa menggunakan identitas palsu dan terbang ke London 12 bulan sebelum serangan racun saraf Novichok.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

17 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

18 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

1 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya