TEMPO.CO, London – Inggris dan negara sekutu akan mengerahkan kekuatan penuh untuk melawan Rusia setelah London menuding dua agen Rusia terlibat upaya pembunuhan bekas agen ganda Sergei Skripal dan putrinya Yulia.
Baca:
Direktur Government Communications Headquarters atau GCHQ, Jeremy Fleming, mengatakan staf intelijen Inggris telah melakukan investigasi kompleks dan sulit untuk mengidentifikasi pelaku yang terlibat dalam serangan racun novichok. Bos intelijen Inggris ini mengatakan dinas intelijen akan melakukan aksi soal ini.
“Kami telah memastikan siapa pelaku yang bertanggung jawab dan metode yang digunakan,” kata Fleming dalam pidato di konferensi Keamanan Siber Billington seperti dilansir Reuters, Jumat, 7 September 2018.
Kerja Sama Sekutu
Fleming menyatakan ancaman dari Rusia nyata, aktif dan akan dilawan dengan kerja sama internasional sekutu yang kuat. “Yang dapat mengerahkan peralatan penuh dari berbagai lembaga keamanan nasional dan siap untuk menolak determinasi Kremlin yang berupaya melemahkan tatanan internasional berbasis aturan,” kata Fleming.
Pernyataan Fleming ini muncul setelah para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, Kanada dan Amerika Serikat, menyatakan akan bekerja sama membongkar aktivitas jahat jaringan intelijen asing.
Pada Rabu, jaksa penuntut Inggris mendakwa dua lelaki berkebangsaan Rusia terlibat dalam serangan terhadap Skripal dan putrinya Yulia di Salisbury, Inggris, pada awal tahun ini. Serangan itu terjadi beberapa pekan menjelang digelarnya pemilu Rusia.
Baca:
Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengatakan para pelaku adalah perwira di jajaran layanan intelijen Rusia GRU dan bergerak atas perintah tokoh senior di Kremlin.
Kedua pelaku bernama Alexander Petrov dan Ruslan Bashirov. Keduanya terbang ke Moskow dari Bandara Heathrow Inggris pada 4 Maret 2018 atau beberapa jam pasca Skripal dan putrinya ditemukan terkena racun itu.