Wartawan Reuters Divonis 7 Tahun, Pemimpin Dunia Mengecam Mynamar

Reporter

Tempo.co

Selasa, 4 September 2018 11:23 WIB

Ekspresi wartawan Reuters, Kyaw Soe Oo (kiri) dan Wa Lone, saat keluar dari ruang sidang setelah menjalani sidang vonis di Yangon, Myanmar, Senin, 3 September 2018. Keduanya divonis 7 tahun penjara karena dinilai melanggar Undang-Undang Rahasia Myanmar terkait dengan pemberitaan etnis Rohingya. AP Photo/Thein Zaw

TEMPO.CO, Jakarta - Putusan pengadilan Myanmar menjatuhkan hukuman masing-masing tujuh tahun penjara kepada dua wartawan Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, menuai kecaman. Para pendukung kebebasan pers, PBB, Uni Eropa dan negara-negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, menyerukan pembebasan dua wartawan tersebut.

Menurut Ed Royce, Ketua Partai Republik untuk Komite Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Amerika Serikat, putusan pengadilan ini tidak adil. Putusan ini memperlihatkan kembali pemerintahan sipil Myanmar terlibat dalam kekejaman militer.

“Amerika Serikat harus merespon dengan lebih banyak sanksi dan penentuan genosida secara formal. Kita harus bertindak sebelum terlambat,” kata Ed Royce, Selasa, 4 September 2018.

Baca: Dipenjara 7 Tahun, Ini Ucapan 2 Jurnalis Reuters soal Myanmar

Seorang hakim di Myanmar menyatakan dua wartawan Reuters bersalah di bawah Undang-undang Rahasia Resmi. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara. REUTERS

Advertising
Advertising

Baca: Ditahan Myanmar, Jurnalis Reuters: Saya Percaya Demokrasi

Seruan juga disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, yang meminta agar Wa Lone dan Kyaw Soe Oo segera dibebaskan dan tanpa syarat. Haley mengatakan putusan pengadilan ini memperlihatkan pada dunia bahwa militer Burma telah melakukan kekejaman besar. Burma adalah nama lama dari Myanmar

“Di negara bebas, adalah tugas dari pers yang bertanggung jawab untuk membuat orang tetap mendapat informasi dan meminta pertanggung jawaban para pemimpin,” kata Haley.

Duta Besar Inggris, Dan Chugg, yang berbicara atas nama anggota Uni Eropa mengatakan putusan itu adalah pukulan telak terhadap aturan hukum. Sedang Perancis menyesalkan hukuman penjara terhadap dua wartawan Reuters itu dan menyebut vonis tersebut mewakili pelanggaran serius terhadap kebebasan pers serta aturan hukum.

Wa Lone dan Kyaw Soe Oo adalah wartawan berkewarganegaraan Myanmar yang bekerja untuk Reuters. Pada Senin, 3 September 2018, pengadilan memutuskan keduanya terbukti melanggar Undang-Undang Rahasia Myanmar.

Kedua wartawan ini menulis laporan investigasi mengenai krisis yang dialami etnis minoritas Rohingya di wilayah barat Myanmar, dimana militer Myanmar diduga kuat telah melakukan pelanggaran HAM besar-besaran hingga menyebabkan 700.000 etnis Muslim Rohingya melarikan diri melintasi perbatasan ke Bangladesh.

CNN | REUTERS | AQIB SOFWANDI

Berita terkait

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

1 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

3 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

4 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

4 hari lalu

Wartawan Perang Semyon Yeryomin Dapat Penghargaan dari Moskow

Wartawan Semyon Yeryomin gugur akibat serangan drone Ukraina pada akhir pekan lalu. Dia mendapat penghargaan dari Moskow

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

7 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 9.500 Warga Palestina Ditahan di Penjara Israel

10 hari lalu

Lebih dari 9.500 Warga Palestina Ditahan di Penjara Israel

Di antara mereka yang ditahan adalah 80 perempuan dan lebih dari 200 anak-anak. Warga Palestina yang ditahan Israel juga mengalami penyiksaan

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

10 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya