Afrika Selatan Kecam Twitter Donald Trump Soal Perampasan Lahan

Sabtu, 25 Agustus 2018 13:30 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Reuters/Leah Millis

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Afrika Selatan memanggil diplomat Amerika Serikat di negara itu untuk menyampaikan kecamannya atas kicuan Twitter Presiden Donald Trump tentang dugaan perampasan lahan pertanian milik orang kulit putih dan pembunuhan petani skala besar.

Dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Associated Press, 25 Agustus 2018, Afrika Selatan mengatakan kepada Duta Besar AS, Jessye Lapenn, "kecewa" atas kegagalan menggunakan saluran diplomatik yang tersedia.

Baca: Fakta Menarik Cyril Ramaphosa, Presiden Baru Afrika Selatan

Pemerintah Afrika Selatan telah mengatakan bahwa tweet Trump didasarkan pada informasi palsu dan disajikan hanya untuk mempolarisasi perdebatan tentang masalah sensitif dan krusial ini.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump melihat gambar hasil anak penderita epidemi opioid di Rumah Sakit Anak Nasional di Columbus, Ohio, Amerika, Jumat, 24 Agustus 2018. AP Photo

Advertising
Advertising

Negara ini berada di tengah-tengah debat tentang reformasi tanah, proses hukum yang berusaha untuk memperbaiki warisan puluhan tahun pemerintahan minoritas kulit putih yang menelanjangi orang kulit hitam di tanah mereka sendiri.

Hampir seperempat abad setelah berakhirnya apartheid, orang Afrika Selatan kulit putih, yang terdiri dari sekitar 8 persen populasi, memiliki lebih dari 70 persen lahan pertanian swasta.

Baca: Jika Dilengserkan, Trump Sebut Pasar Saham akan Jatuh

Pada Juli, Presiden Cyril Ramaphosa mengatakan partai Kongres Nasional Afrika yang berkuasa akan mengubah konstitusi sehingga negara dapat mulai mengambil alih tanah tanpa kompensasi untuk mempercepat proses redistribusi tanah, tetapi itu belum terjadi dan tidak ada lahan yang disita.

Sebuah kelompok minoritas kulit putih mengklaim reformasi tanah akan memicu kekerasan, meskipun para ahli mengatakan bahwa serangan-serangan pertanian mencerminkan tingkat kejahatan yang secara umum tinggi di negara itu dan sedang menurun.

Kicauan Twitter Trump, Kamis pagi 23 Agustus, mengklaim Afrika Selatan mulai merampas lahan pertanian milik orang kulit putih. Unggahan Twitter itu dengan cepat dikritik oleh banyak orang di Afrika Selatan. Salah satunya pejabat partai berkuasa, Zizi Kodwa, yang mengatakan bahwa Trump tidak pernah mengalami apartheid dan tidak tahu warisan ketidaksetaraannya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan posisi pemerintah adalah bahwa pengambilalihan tanah tanpa kompensasi akan berisiko mengirim Afrika Selatan ke jalan yang salah.

Nauert melunakkan bahasa Trump yang menunjukkan bahwa serangan tanah besar-besaran sedang berlangsung dan tidak menegaskan pernyataan presiden bahwa sejumlah besar petani Afrika Selatan kulit putih telah terbunuh.

Baca: Siapa Paul Manafort, Sosok di Balik Kemenangan Donald Trump?

Kejahatan yang kejam adalah masalah serius di Afrika Selatan dan 47 petani tewas pada 2017-18, menurut statistik dari AgriSA, sebuah asosiasi asosiasi pertanian, yang dikutip dari Reuters. Namun angka yang sama menunjukkan bahwa pembunuhan di peternakan berada pada titik terendah dalam 20 tahun terakhir.

Sejak berakhirnya apartheid pada tahun 1994, ANC telah mengikuti model "penjual dan pembeli yang bersedia" di mana pemerintah membeli lahan pertanian milik kulit putih untuk didistribusikan kembali ke orang kulit hitam.

Baca: Donald Trump di Twitter, 5 Kicauan Kontroversial Sang Presiden

Kemajuan telah lambat dan sebagian besar orang Afrika Selatan percaya bahwa sesuatu harus dilakukan untuk mempercepat perubahan, asalkan tidak melukai ekonomi atau memicu kerusuhan.

Kicau Twitter Donald Trump ini muncul beberapa hari setelah diumumkan bahwa istrinya, Melania Trump, akan melakukan perjalanan ke Afrika pada bulan Oktober untuk perjalanan internasional solo pertamanya sebagai ibu negara.

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

6 hari lalu

Jaksa ICC Wawancarai Staf Dua Rumah Sakit Gaza soal Kejahatan Perang Israel

Jaksa dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dilaporkan telah mewawancarai staf dari dua rumah sakit terbesar di Gaza

Baca Selengkapnya

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

10 hari lalu

Ditemukan Kuburan Massal di Khan Younis Gaza, Afrika Selatan Serukan Investigasi

Afrika Selatan menyerukan pada komunitas internasional agar dilakukan investigasi yang menyeluruh terkait temuan kuburan massal di Gaza

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

13 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

20 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

24 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

ICJ Sidangkan Laporan Nikaragua Soal Dukungan Jerman atas Genosida Israel di Gaza

27 hari lalu

ICJ Sidangkan Laporan Nikaragua Soal Dukungan Jerman atas Genosida Israel di Gaza

ICJ akan memulai sidang publik mulai Senin 8 April 2024 dalam kasus yang diajukan oleh Nikaragua mengenai dukungan Jerman atas genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

31 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

34 hari lalu

Joe Biden Vs Donald Trump, Dua Lelaki Gaek Berebut Kursi Presiden AS

Joe Biden 81 tahun dan Donald Trump 78 tahun akan bertarung di kontestasi pemilihan Presiden AS di usia yang tak lagi muda.

Baca Selengkapnya