3 Serangan Teror Bom Bunuh Diri Mematikan ISIS

Selasa, 21 Agustus 2018 18:04 WIB

Anggota ISIS memegang bendera di Raqqa , 29Juni 2014. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - ISIS kerapkali melakukan teror dengan serangan bom bunuh diri dan sejumlah negara yang pernah diteror ISIS antara lain Afganistan, Pakistan dan Rusia, memberikan kejutan bahwa ISIS bergerak secara bawah tanah dan di tempat tak terduga. Bahkan ISIS juga mulai menyasar para wartawan. Berikut ini adalah serangan mematikan ISIS di Rusia, Pakistan dan Afganistan.

1. Bom Bunuh Diri di Stasiun Metro Saint Petersburg, Rusia.

Teror bom ISIS di stasiun metro di Saint Petersburg, Rusia, 3 April 2017.[Radio Free Europe]
Pada 3 April 2017, serangan terjadi di stasiun metro Saint Petersburg oleh seorang pembom bunuh diri yang berasal dari Kyrgyzstan.

Dilansir dari CNN, 21 Agustus 2018, Komite Investigasi Rusia mengatakan pembom bernama Akbarzhon Jalilov, 22 tahun, yang sebelumnya diidentifikasi oleh otoritas Kirgistan sebagai warga negara Rusia yang lahir di Kyrgyzstan.

Baca: ISIS Gunakan Anak-anak Serang Kepentingan Rusia di Chechnya

Advertising
Advertising

Ledakan terjadi antara stasiun Sennaya Ploshchad dan Tekhnologichesky Institut sekitar jam 2:40 sore waktu setempat. Usai ledakan, bom kedua dengan daya ledak yang lebih besar ditemukan dan dijinakkan di stasiun lain, Ploshchad Vosstaniya, dan diyakini telah ditanam oleh Akbarzhon Jalilov. Total sebanyak 15 orang tewas dalam serangan teror ini, termasuk Jalilov.

"Penyelidik menemukan DNA-nya di tas dengan bom yang ditinggalkan di stasiun metro Ploshchad Vosstaniya," kata para peneliti dalam sebuah pernyataan, yang menambahkan bahwa rekaman CCTV juga digunakan sebagai bukti pendukung.

Dilansir dari New York Post, Akbarzhon Jalilov membawa bom di sebuah ransel yang meledak di kereta. Namun ia meninggalkan bom kedua yang disamarkan sebagai alat pemadam api di stasiun lain, yang berhasil dijinakkan.

Gambar tersangka Akbarzhon Jalilov berjalan di stasiun metro Saint Petersburg ditunjukkan dalam foto selebaran polisi ini yang diperoleh oleh Channel 5 Rusia 4 April 2017. [Channel 5th Rusia / via Reuters]

Sementara seorang Warga negara Kyrgyzstan, Feruza Inakov, dijatuhi hukuman 6 tahun atas perannya merekrut rekan-rekannya untuk bertempur mendukung organisasi teroris Jabhat al-Nusra dan Negara Islam (ISIS).

Inakov dan tujuh orang lainnya ditangkap setelah pencarian yang dilakukan oleh polisi, Garda Nasional dan Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia di Saint Petersburg pada 5 April dan 6 April 2017, dua hari setelah serangan teror bom bunuh diri di stasiun metro Saint Petersburg.

<!--more-->

2. Serangan Bom Bunuh Diri ISIS Saat Kampanye Pemilu Pakistan

Serangan ISIS di Mastung, Pakistan. 13 Juli 2018. [standard.co.uk]
Serangan paling berdarah di Pakistan yang menargetkan acara kampanye pemilu terjadi pada 13 Juli 2018.

Jumlah korban 149 jiwa dan 189 orang lainnya terluka dalam serangan bom bunuh diri di distrik Mastung di provinsi Balochistan, Pakistan, seperti dilansir dari Aljazeera, 21 Agustus 2018.

Seorang pembom bunuh diri meledakkan bom pada sebuah rapat umum pemilihan Balochistan Awami Party (BAP) di kota barat daya Drigarh, sekitar 35 kilometer di selatan ibukota provinsi Quetta, pada Jumat sore 13 Juli.


Pemimpin BAP Siraj Raisani, yang mencalonkan diri sebagai wakil majelis provinsi dalam pemilihan umum Pakistan 25 Juli, tewas dalam ledakan di kerumunan massa. ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan ini.

3. Wartawan Tewas Dalam Teror ISIS di Afganistan.

Sejumlah Jurnalis Afghanistan dan warga lainnya terluka usai terjadinya aksi ledakan bom bunuh diri di Kabul, Afghanistan 30 April 2018. Ledakan tersebut terjadi di daerah Shashdarak dekat dengan gedung dinas intelijen NDS. REUTERS/Omar Sobhani

Sepuluh wartawan tewas di Afganistan pada hari Senin 30 April, termasuk sembilan wartawan dan fotografer yang tewas dalam serangan bom bunuh diri di ibukota Kabul dan seorang wartawan yang bekerja untuk layanan bahasa Afganistan BBC yang ditembak mati di kota timur dari Khost.

Serangan ini adalah yang paling mematikan bagi media di Afganistan sejak kampanye militer pimpinan AS menggulingkan rezim garis keras Islami pada 2001.

Dikutip dari Reuters, 21 Agustus 2018, serangan bom terjadi di Kabul dan wartawan yang meliput ledakan bom pada jam sibuk pagi hari sedang berdiri berkelompok di dekat lokasi ledakan ketika pembom bunuh diri meledakkan diri, menewaskan tujuh orang dan melukai beberapa orang, dua di antaranya kemudian meninggal karena luka.

Pembom tampak sengaja menargetkan wartawan, memberikan kartu pers kepada polisi sebelum bergabung dengan kerumunan media yang berdiri di dekat lokasi ledakan pertama.

Secara keseluruhan, 26 orang tewas dalam dua ledakan Kabul, yang diklaim oleh ISIS.

Di antara yang tewas adalah Shah Marai, fotografer kepala veteran untuk Agence France-Presse (AFP) di Afganistan, yang telah bekerja untuk media tersebut selama 22 tahun. Wartawan lain yang menjadi korban adalah Maharam Durani, seorang produser perempuan muda yang bergabung dengan Radio Azadi, sebuah stasiun lokal, hanya seminggu sebelumnya.

Baca: Kisah Saksi Mata Lolos dari Target ISIS di Kampus Syiah di Kabul

Di Khost, Ahmad Shah, yang bekerja untuk layanan bahasa Pashto BBC dan juga untuk Reuters, tewas di pinggiran kota, menurut Talib Mangal, juru bicara gubernur provinsi Khost. BBC mengkonfirmasi kematian dalam sebuah pernyataan di Twitter. Namun tidak ada indikasi adanya hubungan langsung antara serangan di Kabul dan Khost.

Menurut Komite Keamanan Jurnalis Afganistan, setidaknya 80 wartawan dan pekerja media telah tewas bekerja di negara itu sejak tahun 2001. Tapi tidak pernah ada hari ketika begitu banyak orang tewas dalam serangan yang sama. Seperti halnya AFP dan Radio Azadi, yang kehilangan dua pegawai dalam serangan Kabul, stasiun lokal Tolo News, 1TV dan Mashal TV juga kehilangan staf dalam bom bunuh diri ini.

Berita terkait

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

1 hari lalu

Dapat Ancaman atau Teror? Ini yang Harus Dilakukan dan Sanksi Hukum Bagi Pelakunya

Pernah terima ancaman atau teror? Tindakan ini yang harus dilakukan. Ketahui sanksi hukum bagi pelaku ancaman tersebut.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

11 hari lalu

Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

17 hari lalu

Polisi Tetapkan Penusukan Uskup di Sydney sebagai Serangan Teror

Polisi Australia mengatakan penusukan terhadap seorang uskup gereja Asiria di Sydney adalah tindakan teror

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

17 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

26 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

32 hari lalu

Polisi Israel Tangkap Saudara Perempuan Petinggi Hamas Ismail Haniyeh, Ini Alasannya

Polisi Israel menangkap saudara perempuan Ismail Haniyeh di Israel bagian selatan atas dugaan keterlibatan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

35 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

36 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya