Menolak Salaman, Sepasang Muslim Ditolak Jadi Warga Swiss

Sabtu, 18 Agustus 2018 18:38 WIB

Sejumlah kepolisian Swiss berjaga-jaga setelah terjadinya penembakan di luar Islamic center, Zurich, Swiss, 19 Desember 2016. Sedikitnya tiga orang luka-luka dalam insiden yang terjadi di sebuah masjid tersebut. REUTERS/Arnd Wiegmann

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah kota Lausanne menolak untuk memberikan kewarganegaraan Swiss kepada sepasang Muslim setelah pasangan ini menolak bersalaman dengan orang yang berbeda jenis kelamin.

Baca: Referendum: Swis Larang Masjid Punya Menara

Wali kota Lausanne, Gregoire Junod menjelaskan, status kewarganegaraan Swiss tidak diberikan ke pasangan Muslim itu karena tidak menghormati kesetaraan gender.

Sebelumnya, ujar Junod, komisi kota telah ditanyai untuk menentukan apakah mereka memenuhi kriteri menjadi warga negara Swiss.

Namun, putusan yang dibuat pada Jumat, 17 Agustus 20018, memutuskan pasangan itu tidak dapat bergabung sebagai warga Swiss.

Junod menolak menyebut nama pasangan itu, termasuk kewarganegaraan mereka sebelum mengajukan diri menjadi warga Swiss.

Baca: Penembakan di Masjid Zurich, 3 Jemaah Terluka

Advertising
Advertising

Selain tidak mau berjabat tangan dengan orang yang berbeda jenis kelamin dengannya, Junod menjelaskan, pasangan itu juga kesulita menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang yang berbeda jenis kelamin.

Sejumlah umat Muslim memberikan argumentasinya atas kasus ini dengan menjelaskan bahwa Islam tidak mengizinkan kontak fisik dengan seseorang yang berbeda jenis kelamin, kecuali dengan anggota keluarganya.

Junod menegaskan, kebebasan berkeyakinan dan beragama tidak diatur dalam hukum di Canton of Vaud, yang menjadi pedoman Lausanne. Namun, Junod menegaskan:" praktik keagaaman tidak berada di luar hukum."

Baca: Sebelum Oprah, Ini Rasisme di Negara Swiss

"Konstitusi dan kesetaraan antara pria dan wanita menang terhadap sikap fanatik," ujar Pierre-Antoine Hildbrand, wakil wali kota Laussane seperti dikutip dari inews.co.uk, Sabtu, 18 Agustus 2018.

Pasangan Muslim itu diberi waktu 30 hari untuk menanggapi putusan Komisi Kota Lausanne yang menolak pemberian status kewarganegaraan Swiss kepada mereka.

Berita terkait

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

4 jam lalu

Hadapi Boikot karena Gaza, McDonald's Gagal Capai Target Laba Kuartal

McDonald's Corporation gagal mencapai perkiraan laba kuartalannya untuk pertama kalinya dalam dua tahun karena boikot Gaza

Baca Selengkapnya

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

1 hari lalu

PM Muslim Pertama Skotlandia Memutuskan Mundur, Kenapa?

Baru setahun menjabat, PM Skotlandia Humza Yousaf yang merupakan pejabat muslim pertama mengundurkan diri sambil menangis.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Negara 100 Persen Muslim, Bentrok Pengunjuk Rasa di UCLA

Top 3 Dunia diawali dengan artikel tentang negara dengan 100 persen penduduk muslim.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

2 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

2 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

4 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

5 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

7 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Kesetaraan Gender Melalui Edukasi Keuangan

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, PT Pegadaian dukung Kegiatan Edukasi Keuangan bertema "Perempuan Cerdas Keuangan, Perempuan Indonesia Hebat" yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca Selengkapnya

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

8 hari lalu

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.

Baca Selengkapnya