S&P Turunkan Peringkat Utang Turki, Kenapa?

Editor

Budi Riza

Sabtu, 18 Agustus 2018 11:20 WIB

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (paling kanan) dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (kedua dari kiri)

TEMPO.CO, Istanbul – Lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor’s menurunkan tingkat kredit Turki menjadi non investasi atau junk. Alasannya, lira mengalami volatilitas yang ekstrim sehingga lembaga ini memprediksi Turki bakal mengalami resesi pada 2019.

Baca:
Trump -- Erdogan Tegang, Pengadilan Turki Tolak Banding Pastor AS
Terkait Lira, Qatar Janji Investasi Rp 221 Triliun kepada Erdogan

Lembaga pemeringkat ini menurunkan peringkat satu level dari BB- menjadi B+ dengan outlook stabil setelah nilai tukar lira sempat melemah pada awal pekan ini menjadi 7,24 atau turun 20 persen.

Advertising
Advertising

“Penurunan peringkat ini menggambarkan prediksi kami bahwa volatilitas mata uang Turki lira dan proyeksi keseimbangan neraca pembayaran bakal melemahkan perekonomian Turki. Kami memprediksi resesi pada tahun depan,” begitu pernyataan S&P.

S&P juga memprediksi Turki bakal mengalami inflasi sekitar 22 persen dalam empat bulan ke depan atau naik dari saat ini yang berada di kisaran 15 persen. Inflasi Turki sempat menyentuh level 69 persen pada sekitar 2000 sebelum Recep Tayyip Erdogan menjabat sebagai Perdana Menteri untuk pertama kalinya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Brussels Belgia, 11 Juli 2018. (Presidency Press Service via AP, Pool)

Pelemahan nilai tukar lira ini bakal menambah tekanan bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki uang dalam valuta asing. Ini juga meningkatkan resiko pendanaan bagi perbankan domestik.

Baca:

Menkeu Turki Enggan Pinjam IMF, Lira Menguat

Sambut Ajakan Erdogan, Warga Turki Rusak iPhone dan Buang Cola

“Meskipun ada resiko ekonomi yang meningkat, kami melihat respon kebijakan dari lembaga moneter dan pajak Turki terbatas,” begitu pernyataan S&P.

Seperti dilansir Hurriyet Daily News, nilai tukar lira mengalami pelemahan pada Jumat, 10 Agustus 2018 setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan kenaikan tarif impor untuk komoditas baja dan aluminium dari Turki menjadi masing-masing 50 persen dan 20 persen.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan (kiri) dan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani

Ini membuat harga jual komoditas itu menjadi terlalu mahal sehingga menutup peluang pasar perusahaan Turki di AS.

Baca:

Menlu Sebut Turki Siap Dialog dengan Amerika, Ini Syaratnya
Kena Sanksi, Erdogan Sebut Amerika Tusuk Turki di Punggung
Lawan Spekulan Lira, Bank Sentral Turki Cukur Transaksi Valas

Sebelumnya, AS juga mengenakan sanksi kepada dua orang menteri Turki karena pemerintah menolak membebaskan pastor asal AS, Andrew Brunson, yang sedang menjalani proses hukum terkait dugaan melakukan kegiatan mata-mata dan terorisme.

Presiden Turki Erdogan membalas tindakan Trump dengan menaikkan tarif impor dua kali lipat untuk produk mobil penumpang, alkohol, dan tembakau. Erdogan juga memboikot produk elektronik AS seperti iPhone.

Bank sentral Turki CBRT juga membatasi transaksi valas antara bank Turki dan bank asing untuk menekan aksi spekulasi. Erdogan mengatakan negaranya akan menggunakan mata uang lira lebih banyak untuk ekspor dan impor dibandingkan dolar misalnya dengan Cina, Rusia, Ukraina dan Iran.

Nilai tukar lira sempat menguat dari 7,24 menjadi 5,8 per dolar para Jumat. Ini terjadi karena adanya dukungan komitmen investasi dari Qatar senilai US$15 miliar atau sekitar Rp221 triliun. Saat ini, nilai tukar lira melemah ke level 6 per dolar setelah adanya pengumuman dari S&P.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

10 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

17 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

18 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

19 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

20 hari lalu

Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut

Baca Selengkapnya