Kena Sanksi Amerika, Rusia: Tinggalkan Dolar Gunakan Rubel

Editor

Budi Riza

Selasa, 14 Agustus 2018 07:41 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. AP

TEMPO.CO, Moskow – Pemerintah Rusia menginginkan mata uang nasional seperti rubel digunakan untuk pembayaran transaksi perdagangan bilateral dengan Turki. Perdagangan bilateral dengan negara lain juga bisa dilakukan menggunakan mata uang negara masing-masing.

Baca:

Pernyataan ini menyusul pelemahan nilai tukar mata uang Turki yaitu lira sejak Jumat pekan lalu yaitu sekitar 15-20 persen terhadap dolar.

Pada awal pekan ini, lira sedikit menguat setelah bank sentral Turki menambah likuiditas di pasar uang lewat pengurangan saldo cadangan minimum di perbankan negara itu untuk pinjaman berbasis lira dan valuta asing.

Advertising
Advertising

“Isu penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan bilateral merupakan topik yang telah diangkat pemerintah Rusia sejak lama dan konsisten di berbagai level pembicaraan, termasuk level atas,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Sputniknews dan Haaretz, Senin, 13 Agustus 2018.

Peskov melanjutkan,”Presiden (Vladimir) Putin telah beberapa kali berbicara soal ini dan aspek praktis penerapannya.”

Mata uang lira melemah pada Jumat pekan lalu setelah pemerintah Turki terlibat ketegangan dengan pemerintah Amerika Serikat. Ini terkait nasib seorang pastor asal AS yang ditahan di Turki karena didakwa terlibat kegiatan mendukung kelompok kudeta militer terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada 2016.

Ekspresi tatapan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menggelar pertemuan dalam KTT Amerika Serikat-Rusia di Helsinki, Finlandia, Senin, 16 Juli 2018. Mereka membahas 5 topik di antaranya, tuduhan campur tangan pemilu AS oleh Rusia, krisis Suriah, perjanjian kontrol senjata nuklir, aneksasi Crimea dari Ukraina oleh Rusia dan sanksi Washington terhadap Moskow. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP

Pada saat yang sama, nilai tukar mata uang Rusia yaitu rubel juga mengalami pelemahan sekitar 1-2 persen setelah AS mengumumkan sanksi baru pada pekan lalu terkait kasus penyerangan bekas agen ganda Sergei Skripal dan putrinya di Salisbury, Inggris pada awal 2018.

Ada dua paket sanksi baru yang akan dikenakan kepada Rusia dan bakal berlaku mulai pekan depan. Paket pertama pelarangan penjualan komponen teknologi strategis, yang nilainya bisa mencapai ratusan juta dolar atau triliun rupiah.

Baca:

Paket sanksi kedua akan diterapkan tiga bulan lagi jika pemerintah Rusia tidak mengizinkan PBB atau lembaga internasional melakukan inspeksi ke lokasi tempat pembuatan racun syaraf novichok, yang digunakan terhadap Skripal dan putrinya.

Peskov menjelaskan pemerintah Rusia menilai penerapan penggunaan mata uang nasional dalam transaksi perdagangan bilateral membutuhkan kalkulasi yang detil.

“Ini yang kami perjuangkan untuk hubungan bilateral perdagangan dan ekonomi,” kata Peskov. “Dan ini sudah dibicarakan berulang kali dalam diskusi ekonomi bilateral antara Rusia dan Turki.”

Pada Sabtu pekan lalu, seperti dilansir Hurriyet Daily News, Erdogan mengungkapkan rencananya untuk menggunakan mata uang nasional dalam memfasilitasi kegiatan ekspor dan impor dengan empat negara terbesar mitra dagang. Keempat negara ini adalah Cina, Rusia, Iran dan Ukraina. Turki juga menjajaki langkah serupa dengan Uni Eropa.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

19 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya