Penyair Perempuan Palestina Divonis 5 Bulan Penjara oleh Israel

Kamis, 2 Agustus 2018 21:00 WIB

Dalam foto yang diambil pada Selasa, 31 Juli 2018, penyair Arab Dareen Tatour duduk di ruang sidang di Nazareth, Israel.[AP Photo / Rami Shllush]

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Israel memvonis Dareen Tatour, 36 tahun, penyair Palestina di sebuah desa dekat Nazaret di Israel utara, lima bulan penjara pada Selasa 31 Juli. Ia didakwa setalah mengunggah tulisan di media sosial pada 2015 saat terjadi bentrokan Israel-Palestina.

"Ini bukan keadilan," kata Tawfiq Tatour, ayah Dareen, seperti dilaporkan Associated Press, 2 Agustus 2018.

"Kami membawa contoh kuat pengadilan dari orang-orang Yahudi yang menghasut orang-orang Arab di media sosial, orang Yahudi yang menyerukan pembunuhan dan pembakaran orang Arab, tetapi pengadilan tidak menerima itu. Ini adalah diskriminasi terang-terangan terhadap orang Arab," kata Tawfiq.

Baca: Dituduh Hina Negara, Penyair Mesir Divonis 3 Tahun Penjara

Dia mengatakan puisi putrinya adalah tentang para pemukim yang membunuh dan membakar warga Palestina.

Advertising
Advertising

Kasus Dareen Tatour menarik perhatian dunia setelah pemerintah Israel menangkapnya pada 2015 dan menempatkannya di bawah tahanan rumah karena puisinya.

Lebih dari 150 tokoh sastra, termasuk penulis Alice Walker dan Naomi Klein, menyerukan agar Tatour dibebaskan. Kritikus menyebut penangkapannya sebagai pelanggaran kebebasan berekspresi.

Dareen Tatour [www.addameer.org]

Pengadilan mengatakan puisi Tatour memicu kekerasan dan kebebasan berekspresi memiliki batas. Tatour juga dihukum karena mendukung kelompok teror.

Tatour bersikeras bahwa tulisannya tidak untuk mendukung kekerasan. Setelah vonis, Tatour mengatakan bahwa kasusnya bersifat politis.

"Saya tidak berharap akan ada keadilan dalam persidangan ini. Sejak awal itu adalah kasus politik hanya karena saya seorang Palestina dan mendukung kebebasan berbicara. Saya dipenjara hanya karena saya orang Palestina," kata Tatour.

Baca: Seniman Italia Pelukis Mural Ahed Tamimi Diusir dari Israel

Tatour menerbitkan serangkaian konten di Facebook dan YouTube pada 2015 yang menyerukan kepada warga Palestina untuk "melawan" serangan Israel selama bentrokan Palestina-Israel yang menyebabkan puluhan orang tewas.

Israel mengatakan serangan Palestina didorong oleh hasutan dengan menyebar kekerasan di media sosial.

Dilansir Haarezt, sebuah klip video yang diunggah oleh Tatour menunjukkan dia membaca puisi dengan latar belakang orang bertopeng yang melemparkan batu dan bom molotov ke pasukan keamanan Israel. Dakwaan Pengadilan Nazareth membawa bukti terjemahan puisi ke dalam bahasa Ibrani dan mengatakan bahwa sejak tuduhan itu diajukan, tayangan yang diunggah telah menerima lebih dari 200.000 pengunjung dan beberapa komentar mendukung.

Baca: PLO: Israel Menahan 291 Anak Palestina

"Konten, ungkapan dan situasi tayangannya menciptakan kemungkinan nyata bahwa tindakan kekerasan atau terorisme akan dilakukan," isi dakwaan. Selain itu dakwaan termasuk dua puisi lain yang ditulis oleh Tatour.

Salah satu puisi menyebut, "Allahu Akbar dan Baruch Hashem, Jihad Islam mendeklarasikan intifada di seluruh Tepi Barat dan ekspansi ke seluruh Palestina. Kita harus mulai di dalam Garis Hijau. Aku adalah syuhada berikutnya."

Gaby Lasky, pengacara Dareen Tatour, mengatakan bahwa betapa menyedihkan menuntut seorang penyair di persidangan karena sebuah puisi yang ditulisnya, berdasarkan terjemahan harfiah dan budaya yang salah.

"Dalam kasus Dareen yang malang, puisinya berbicara antara lain tentang keluarga Dawabshe dan yang lainnya, yang disakiti oleh orang Yahudi. Petugas polisi yang menerjemahkan puisi itu secara tidak profesional mengambil sesuatu di luar konteks," kata Lasky.

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

23 menit lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

8 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

10 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

11 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

16 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

17 jam lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

17 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

18 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

18 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

19 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya