TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Israel membatalkan visa dua warga negara Italia yang ditangkap karena melukis mural raksasa Ahed Tamimi di tembok pemisah Tepi Barat.
Polisi mengatakan keduanya ditangkap karena merusak pagar keamanan di daerah Betlehem. Keduanya kemudian dipindahkan ke Administrasi Perbatasan, Penduduk dan Imigrasi setelah interogasi.
Baca: Seniman Mural Pelukis Gambar Ahed Tamimi Ditangkap Israel
"Israel memutuskan untuk membatalkan visa sementara mereka di Israel dan mengizinkan mereka meninggalkan negara itu dalam waktu 72 jam," kata polisi Israel, seperti dilaporkan Times of Israel, 30 Juli 2018.
"Jika mereka tidak mematuhi, mereka akan diusir," tambah polisi.
Seorang warga Palestina yang ditangkap bersama dua orang Italia pada Sabtu 28 Juli juga dibebaskan, karena dia tidak terlibat dalam kegiatan mereka.
Menteri luar negeri Italia, Enzo Moavero Milanesi, mengatakan dia merasa lega dua warga Italia yang ditangkap di Israel akan segera dapat kembali ke Italia.
Polisi perbatasan mengatakan pasukan telah menangkap dua orang Italia dan seorang Palestina pada Sabtu 28 Juli. Ketiganya ditangkap mengenakan topeng.
Salah satu pria yang menggambar mural telah mengidentifikasi dirinya sebagai seniman jalanan Italia bernama Jorit Agoch.
Israeli forces arrest the three Italian artists who painted the mural depicting Ahed Tamimi on the annexation wall in Bethlehem. (video footage ©Baladna Radio) pic.twitter.com/cIxUemXt4X
— Palestine PLO-NAD (@nadplo) July 28, 2018
Dinding setinggi empat meter di Betlehem di Tepi Barat dilukis dengan gambar Ahed Tamimi, yang dihukum dipenjara karena menampar dua tentara Israel, insiden yang menjadi viral di media sosial dan dianggap Israel sebagai materi hasutan untuk melawan Israel.
Ahed Tamimi, 17 tahun dan ibunya, Nariman Tamimi, yang juga dipenjara atas insiden itu karena mengunggah video, dibebaskan Minggu pagi setelah lebih dari tujuh bulan di penjara. Mereka kembali ke kotanya Nabi Saleh di Tepi Barat bagian tengah.
Baca: Gadis Palestina Penampar Tentara Israel Dibebaskan
"Perlawanan akan berlanjut sampai pendudukan berakhir," kata Tamimi setelah pembebasannya, seperti dikutip dari Haaretz. Tidak lama setelah bebas, Tamimi bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di kantornya di Ramallah.
"Ahed Tamimi adalah teladan dan contoh perjuangan Palestina yang populer untuk kebebasan dan kemerdekaan," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Sementara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberi selamat kepada Ahed Tamimi atas pembebasannya melalui telepon. Erdogan memuji keberanian dan tekadnya untuk berjuang.