3 Jurnalis Rusia yang Tewas Tengah Selidiki Tentara Bayaran

Kamis, 2 Agustus 2018 18:00 WIB

Tiga jurnalis Rusia dari kiri: Alexander Rastorguev, Kirill Radchenko, Orkhan Dzhemal. [DW]

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga jurnalis Rusia dilaporkan tengah menyelidiki tentara bayaran Rusia dan perusahaan pertambangan di Republik Afrika Tengah ketika mereka tewas dibunuh.

Para jurnalis disergap dan dibunuh di luar kota Sibut pada Senin malam 30 Juli. Pejabat Republik Afrika Tengah mengatakan ketiganya diculik oleh sekitar 10 pria yang mengenakan turban dan berbicara bahasa Arab, tetapi belum memberikan rincian lebih lanjut.

Baca: Pembunuhan Jurnalis Rusia, Siapa Mereka

DIlaporkan Associated Press, 2 Agustus 2018, tokoh oposisi Rusia yang tinggal dalam pengasingan, Mikhail Khodorkovsky, mengatakan di Facebook bahwa para jurnalis sedang mengerjakan proyek investigasinya untuk cerita berjudul "Tentara Bayaran Rusia".

Andrei Konyakhin, pemimpin redaksi Pusat Manajemen Investigasi Khodorkovsky, mengatakan para jurnalis berusaha menjelaskan perusahaan keamanan swasta Rusia yang beroperasi di Republik Afrika Tengah serta pada kepentingan Rusia dalam penambangan berlian, emas dan uranium di sana.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan Kirill Radchenko, Alexander Rastorguyev dan Orkhan Dzhemal, tiba di Republik Afrika Tengah dengan visa turis untuk menyamar dalam proyek investigasinya dan berencana untuk tinggal di sana selama dua minggu.

Tiga jurnalis Rusia dari kiri: Alexander Rastorguev, Kirill Radchenko, Orkhan Dzhemal. [http://khpg.org]

Ruslan Leviev, yang memimpin sebuah kelompok jurnalis investigasi di Rusia yang bernama Conflict Intelligence Team, mengatakan bahwa perusahaan keamanan yang diselidiki oleh jurnalis yang dibunuh, bernama Wagner. Perusahaan keamanan Wagner juga telah aktif di Suriah, Ukraina timur dan Sudan.

Perusahaan ini memiliki koneksi dengan Yevgeny Prigozhin, seorang pengusaha asal Saint Petersburg yang dijuluki "koki Putin" karena hubungan dekatnya dengan Kremlin.

Baca: Jurnalis AS Peraih Pulitzer Bela Rusia Soal Racun Novichok

Konyakhin mengatakan para jurnalis sedang melakukan perjalanan ke Republik Afrika Tengah di bagian utara untuk bertemu dengan perwakilan PBB dan membawa beberapa ribu dolar AS uang tunai dan peralatan berharga seperti kamera ketika mereka diserang.

Ketiganya sempat disarankan agar tidak keluar malam hari, tetapi tetap keluar pada Senin malam. Dia juga mengatakan para jurnalis ditemukan tewas sekitar 20 kilometer dari rencana jalur perjalanan.

Yevgeniy Prigozhin menyajikan makanan untuk Vladimir Putin pada 2011, saat makan malam di restoran Prigozhin di luar Moskow, Rusia. [Misha Japaridze / AP]

Wakil juru bicara PBB, Farhan Haq, mengatakan pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Afrika Tengah yang dikenal sebagai MINUSCA menemukan mayat tiga laki-laki asing dengan beberapa luka tembak, bersama dengan kendaraan yang ditinggalkan, 33 kilometer sebelah utara Sibut, di Prefektur Kemo. Mayat itu dibawa ke rumah sakit di Sibut dan dipindahkan oleh otoritas nasional ke rumah sakit di ibukota, Bangui. Satu tim polisi Amerika Serikat dari MINUSCA pergi ke Sibut pada Rabu 1 Agustus untuk membantu penyelidikan kepolisian nasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan Republik Afrika Tengah adalah tempat yang sangat berbahaya dan pemerintah menyarankan warga Rusia untuk tidak bepergian ke sana. Namun Konyakhin, sang editor, meragukan pembunuhan hanya perampokan belaka. Dia menduga motif pembunuhan terkait dengan proyek penyelidikan mereka.

Tentara bayaran PMC Wagner [vectornews.eu]

Dilansir dari situs Kharkiv Human Rights Protection Group, Orkhan Dzhemal adalah jurnalis yang pernah meliput konflik di Crimea. Dia dibunuh bersama dengan pembuat film Rusia, Alexander Rastorguev, dan juru kamera, Kirill Radchenko.

Orkhan Dzhemal, 52 tahun, adalah jurnalis perang yang sangat berpengalaman. Pada 2014, selama bulan-bulan pertama konflik militer di Donbass, ia mengungkap taktik kotor perang yang diterapkan. Dzhemal mengekspos bagaimana Rusia dan para pemimpin Republik bonekanya menyebarkan propaganda, termasuk mengirim jurnalis untuk ditembak.

Mereka tengah menyelidiki perusahaan militer swasta, Wagner, perusahaan penyedia tentara bayaran yang sangat terlatih. Tentara bayaran ini juga digunakan dalam invasi Rusia ke Crimea dan perang di Donbass, serta di Suriah dan di Republik Afrika Tengah.

Dmitry Utkin (paling kanan), pemimpin Wagner, berfoto dengan presiden Rusia Vladimir Putin dan komandan Wagner lainnya. Foto diyakini diambil pada Desember 2016.[www.opendemocracy.net]

Pemimpin Wagner, Dmitry Utkin, sempat terlihat di resepsi Kremlin untuk acara "Pahlawan Tanah Air" pada Desember 2016, dan dikabarkan salah satu tentara bayaran Wagner telah menerima penghargaan yang ditandatangani oleh Vladimir Putin.

Meskipun ilegal untuk menjadi tentara bayaran di Rusia, namun aktivitas perusahaan Wagner selalu mengekor pada kegiatan luar negeri Rusia.

Baca: Jurnalis Investigasi Rusia Tewas di Republik Afrika Tengah

Pada Mei 2018, Andrew McGregor, menulis untuk Jamestown Foundation bahwa Rusia ingin menggantikan Prancis dalam pengaruh di Republik Afrika Tengah. Rusia tampaknya bersedia untuk bertukar senjata dan uang tunai untuk akses ke minyak, mineral dan pangkalan strategis.

Tindakan terselubung Rusia melanggar embargo senjata PBB yang diberlakukan setelah perang saudara pecah pada 2013. Rusia bukan hanya sekadar menyumbang senjata, tetapi mengirim ahli propaganda dan intelijen untuk kampanye media anti-Prancis. Dari 175 instruktur khusus Rusia di Republik Afrika Tengah, hanya lima dari tentara Rusia, sementara sebagian besar dari Wagner atau perusahaan militer swasta lain.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

2 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

3 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

4 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

4 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

6 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya