Jerman dan Cina Sepakat Soal Nuklir Iran, Menolak Sikap AS

Selasa, 10 Juli 2018 21:00 WIB

Sejumlah pemimpin negara G7 seperti Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden AS, Donald Trump, terlihat berkumpul di sela-sela KTT yang digelar di Quebec, Canada, pada 9 Juni 2018. Jesco Denzel-EPA-EFE/Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Cina Li Keqiang menyatakan komitmennya mengenai kesepakatan nuklir dengan Iran.

Menurut laporan kantor berita Turki, Anadolu, keterangan tersebut disampaikan keduanya dalam acara jumpa pers bersama di Berlin, Senin 9 Juli 2018.

"Kami mendukung kesepakatan dengan Iran meskipun Amerika Serikat membatalkannya," kata Merkel di depan wartawan sebagaimana dikutip Middle East Monitor.

Baca: Masalah Nuklir, Rakyat Iran Demonstrasi Anti-Amerika Serikat

Presiden Dewan Eropa Donald Tusk, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berpose saat foto dalam KTT G7 di kota Charlevoix La Malbaie, Quebec, Kanada, 8 Juni , 2018. REUTERS/Yves Herman

Advertising
Advertising

"Kami tetap berkomitmen pada kesepakatan itu. Dan, kami percaya bahwa itu dihasilkan dari negosiasi yang baik," tegasnya. Dia menambahkan, ada beberapa hal yang didiskusikan dengan Iran, "Tetapi, kami pikir, kami harus berpegang teguh pada perjanjian yang telah kami sepakati."

Pemimpin Jerman ini tidak mengelaborasi mengenai apa yang dia inginkan dalam dikusi lebih lanjut dengan Iran. Namun dia mengatakan di awal konferensi pers bahwa Jerman ingin berbicara dengan Iran tentang program senjata nuklir dan peran Iran di Timur Tengah.

Terkait dengan perusahaan yang mungkin terkena risiko sanksi ekonomi Amerika Serikat karena membuka bisnis dengan Iran, Merkel mengklarifikasi bahwa perusahaan tersebut harus membuat keputusan sendiri mengenai kelanjutan bisnis mereka di sana.Presiden Perancis Emmanuel Macron berbicang dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Elysee Palace di Paris, Perancis, 19 Januari 2018. REUTERS

Li yang berada di sebelah Merkel menambahkan, "Akan ada konsekuensi yang tak terbayangkan jika kesepakatan nuklir dengan Iran runtuh." Meskipun Li tidak menjelaskan lebih lanjut maksud pernyataannya, namun dia bersikeras bahwa perjanjian dengan Iran harus tetap ditegakkan.

Baca: Prancis Kutuk Keputusan Trump Soal Pembatalan Nuklir dengan Iran

Iran dan enam negara superkuat antara lain terdiri dari Jerman, Inggris, Prancis, Rusia, Jepang dan Cina sepakat atas perjanjian nuklir dengan Iran yang diteken pada 2015. Kesepakatan itu disusul pencabutan sanksi ekonomi setelah Iran berjanji tidak akan melanjutkan program nuklirnya.

Tetapi pada 8 Mei 2018, Presiden AS Donald Trump membatalkan perjanjian 2015 tersebut dan tetap memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Iran. Sikap Trump ini mendapatkan reaksi keras dari Iran, Jerman, Cina dan sejumlah negara Eropa. "Inggris, Prancis dan Jerman menolak mengikuti sikap AS."

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

9 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

9 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

9 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

10 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

12 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

13 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

15 jam lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

16 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya