TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan rakyat Iran turun ke jalan di Teheran, Jumat, 11 Mei 2018, menyusul pembatalan Washington terhadap kesepakatan nuklir yang diteken di Wina, Austria, pada 2015.
Dalam aksi jalanan tersebut, Al Jazeera melaporkan dari Teheran, para demonstran membawa plakat dan spanduk berisi kecaman terhadap Amerika Serikat, "Mampus Amerika" atau "Donald Trump, Anda Pembohong."
Baca: Soal Nuklir, Iran Siap Perang Melawan Amerika Serikat
Ratusan demonstran melakukan aksi protes setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional di Tehran, Iran, 9 Mei 2018. AP
Mereka juga meneriakkan yel-yel, "Tewaskan Amerika." dan "Kami berperang, kami mati, tapi kami tidak akan kompromi," tulis kantor berita Fars dalam laporannya, Sabtu, 11 Mei 2018.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani pada 2015 antara negara superkuat terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, Cina dan Uni Eropa, Iran dibatasi kemampuannya memproduksi bahan nuklir. Dengan demikian, sanksi ekonomi terhadap negeri itu dicabut.
Keputusan Amerika Serikat membatalkan perjanjian nuklir dengan Iran mendapatkan dukungan dari Israel, Arab Saudi dan Bahrain. Ketiga negara itu beralasan, Iran adalah sumber kekacauan di kawasan Timur Tengah. Sebaliknya, keputusan Amerika Serikat dikutuk sekutunya di Eropa, Prancis dan Jerman.
Baca: Iran: Pembatalan Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Tak Diterima
Demonstran membakar foto Presiden Donald Trump, saat melakukan aksi protes setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional di Tehran, Iran,9 Mei 2018. AP
Menanggapi pengumuman Trump soal pembatalan perjanjian nuklir, Presiden Iran Hassan Rouhani mengutuk keputusan Amerika Serikat. Rouhani mengatakan, dia telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif segera memulai negosiasi dengan negara lainnya yang turut menandatangani perjanjian di Wina tersebut.