Beri Makan Pasukan, Jenderal Korea Utara Ini Dieksekusi Mati
Reporter
Yon Yoseph
Editor
Maria Rita Hasugian
Jumat, 29 Juni 2018 06:05 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang jenderal di Korea Utara dieksekusi mati dengan 90 peluru karena memberi pasukannya jatah makanan dan bahan bakar tambahan.
Pejabat tinggi militer Korea Utara bernama Hyon Ju-song dieksekusi di depan umum di lapangan tembak Akademi Militer Kang Kon di distrik Sunan, Pyongyang oleh sembilan terpidana mati yang menjadi anggota regu tembak.
Baca: Mereka yang Tewas Dieksekusi di Masa Kim Jong-un Berkuasa
Hyon berpangkat letnan jenderal, berusia 56 tahun dan menjabat sebagai direktur divisi inspeksi layanan Angkatan Bersenjata Rakyat Korea Utara.
Hyon dihukum mati setelah dinyatakan bersalah atas tuduhan menyalahgunakan kekuasaan, mengambil keuntungan dari musuh dan terlibat dalam tindakan anti-Partai.
Kejahatannya adalah mendistribusikan pasokan tambahan kepada anak buahnya di sebuah stasiun peluncuran satelit pada April tahun ini.
K
Baca: 2 Pejabat Senior Korut Dieksekusi Pakai Senjata Anti-Pesawat
Jenderal Hyon memberi tahu tentara untuk mengirimkan makanan dan bahan bakar karena mereka tidak lagi mengencangkan ikat pinggang untuk mengejar program senjata Kim Jong Un.
Saat memeriksa pasokan minyak untuk Stasiun Peluncuran Satelit Sohae pada 10 April lalu, jenderal Hyon dilaporkan mengatakan: "Kami tidak lagi harus menderita dan mengencangkan ikat pinggang kami untuk membuat roket atau senjata nuklir."
Jenderal Hyon kemudian memerintahkan pasukan untuk mengirimkan 1 ton bahan bakar, 580 kilogram beras, dan 750 kilogram jagung untuk para perwira yang bertugas di stasiun peluncuran satelit itu.
Baca: Direktur Biro 131 untuk Fasilitas Nuklir Korea Utara Dieksekusi
Seperti dilansir The Sun pada 27 Juni 2018, oleh jaksa penuntut umum Korea Uara, tindakan itu melanggar Sepuluh Prinsip dari Sistem Ideologi Partai.
Sumber lain di Pyongyang melaporkan kasus jenderal Hyon diawasi langsung oleh Kim Jong Un, pemimpin Korea Utara, yang memerintahkan eksekusi mati dengan alasan untuk mencegah munculnya keracunan ideologis.
THE SUN|TELEGRAPH