Redakan Konflik Laut Cina Selatan, Menhan Mattis Datang ke Cina

Editor

Budi Riza

Rabu, 27 Juni 2018 10:01 WIB

Menhan Amerika Serikat, Jim Mattis, tiba di Beijing, Cina, untuk kunjungan tiga hari dimulai Selasa, 26 Juni 2018, untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan. Reuters

TEMPO.CO, Beijing – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jim Mattis, menjadi pejabat tinggi Pentagon pertama yang mengunjungi Cina sejak 2014 dalam kunjungan tiga hari yang dimulai pada Selasa, 26 Juni 2018.

Kunjungan ini dilakukan ditengah ketegangan militer di Laut Cina Selatan dan perang dagang yang berlangsung antara kedua negara.

Baca:

Cina Hadang 3 Kapal Perang Australia di Laut Cina Selatan

Advertising
Advertising

Reuters melansir kunjungan bekas jenderal Marinir ini ke Beijing ini sebagai upaya untuk meningkatkan dialog mengenai keamanan. Selama ini Mattis dikenal sangat vokal terhadap aktivitas militer Cina di kawasan Laut Cina Selatan.

“Saya ingin masuk, saat ini, tanpa meracuni sumur seakan-akan pikiran saya sudah terbentuk,” kata Mattis seperti dilansir Reuters, Selasa, 26 Juni 2018 waktu setempat. “Saya datang untuk melakukan percakapan.”

Presiden Cina, Xi Jiping, menginspeksi latihan perang Angkatan Laut PLA di Laut Cina Selatan, Kamis, 12 April 2018. CNN -- Xinhua

Baru-baru ini, militer AS membatalkan undangan kepada Cina untuk mengikuti latihan angkatan laut multinasional, yang akan digelar pada Rabu, 27 Juni 2018. Beijing memprotes keputusan ini.

Baca:

Pejabat Cina menyambut kedatangan Mattis dengan memberikan karangan bunga. Dia lalu mengunjungi kantor kedubes AS di Beijing sebelum menggelar pertemuan dengan sejumlah pejabat militer Cina seperti Jenderal Wei Fenghe. Mattis dijadwalkan bakal bertemu dengan Presiden Cina, Xi Jinping, yang juga menjabat sebagai ketua Komisi Militer Pusat.

Kepada media sebelum tiba di Beijing, seperti dilansir media SCMP, Mattis mengatakan dia tidak ingin membuat ekspektasi tertentu soal pertemuan ini. “Saya ingin datang dan mendengarkan.”

Kedatangan Mattis ini mendapat tanggapan dari media lokal Cina, Global Times. “Kedua pihak sebaiknya menjadi pendengar yang baik. Kedatangan Mattis menunjukkan pemerintahan Trump masih bersedia untuk menggelar dialog militer dengan Cina.”

Kapal perang Amerika saat berada di Laut Cina Selatan. REUTERS

Media yang dikelola pemerintah Cina ini juga melansir sejumlah hal yang membuat Beijing merasa terganggu. Ini seperti keputusan Presiden AS Donald Trump menjadi Cina sebagai kompetitor strategis seperti tercantm dalam kebijakan yang tertuang dalam Strategi Pertahanan Nasional.

“Cina tidak bertujuan atau berambisi menantang pengaruh global AS. Sebaliknya, bangsa Cina sangat prihatin tehradap rencana Washington untuk membendung Beijing,” begitu dilansir Global Times.

Sebelum kedatangan Mattis, media Cina memberitakan sejumlah kapal perang Cina menggelar latihan tempur di perairan dekat Taiwan dan dibarengi latihan angkatan udara.

Soal hubungan kedua negara, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Lu Kang, mengatakan hubungan militer merupakan bagian penting. “Saya percaya sepanjang dua negara memiliki keinginan untuk bertemu, tidak ada kesulitan yang tidak bisa ditangani.”

Pada pekan lalu, Beijing kembali kedatangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan isu ini kemungkinan bakal dibahas dalam pertemuan dengan Mattis. Cina mendukung penuh proses denuklirisasi Korea Utara.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

19 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya