Pasca Putusan Trump, Anak Imigran Masih Terpisah dari Orang Tua

Editor

Budi Riza

Minggu, 24 Juni 2018 18:01 WIB

Anak-anak ikut dalam aksi demo di depan kantor Imigrasi dan Bea Cukai di Miramar, Florida, 1 Juni 2018. Langkah Donald Trump memisahkan para orang tua imigran dari anak-anaknya di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko menarik kecaman dari PBB, uskup Katolik Roma, dan kelompok kemanusiaan lain. AP

TEMPO.CO, Washington -- Anak-anak imigran tak berdokumen masih mengalami pemisahan dari orang tua mereka di perbatasan Amerika Serikat dan Meksiko tiga hari setelah Presiden Donald Trump menanda-tangani perintah penghentian praktek pemisahan oleh petugas perbatasan.

Media ABC News melansir anak-anak imigran yang ditangani oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Manusia atau HHS masih belum bersatu kembali dengan orang tua mereka. Saat ini ketentuan baru itu hanya berlaku bagi anak-anak yang ditahan oleh Lembaga Perlindungan Perbatasan dan Imigrasi, CBP.

Baca:

Melania Trump Dikecam Kenakan Jaket Ini Saat Bertemu Anak Imigran

Advertising
Advertising

5 Ibu Negara Amerika Mengecam Kebijakan Imigran Trump

“Saat ini belum ada rencana jelas bagaimana pemerintah akan mempertemukan kembali anak-anak imigran dengan orang tuanya,” begitu dilansir media ABC News, Sabtu, 23 Juni 2018.

Dari 2300 anak-anak imigran yang dipisahkan dari orang tuanya sejak 5 Mei 2018, yaitu saat pemerintahan Trump mulai menerapkan kebijakan ‘Toleransi Nol’ terhadap imigran tak berdokumen, hanya 500 yang kembali bisa bertemu dengan keluarganya. Ini karena mereka masih berada dalam penanganan CBP dan belum diserahkan ke HHS.

“Saat ini masih ada ribuan anak-anak yang ditangani dan HHS belum merilis informasi mengenai cara untuk mempertemukan mereka dengan orang tuanya,” begitu dilansir ABC News.

Baca:

Atasi Imigran Gelap, Angkatan Laut Amerika Siapkan Rp 3,2 T

Trump Bela Kebijakan Pemisahan Imigran Ilegal dengan Anak Mereka

Seperti dilansir NBC News, Trump akhirnya membatalkan pemisahan anak imigran dari orang tuanya yang tertangkap petugas saat memasuki AS tanpa dokumen lengkap.

Trump melakukan ini setelah mendapat berbagai kritik hingga kecaman dari berbagai pihak termasuk para tokoh Partai Republik, yang mendukung Trump pada pilpres 2018.

“Ini tentang menjaga agar keluarga (imigran) tetap bisa bersama sambil memastikan perbatasan terjaga dengan kuat,” kata Trump seperti dilansir media NBC News, Rabu, 20 Juni 2018.

“Kondisi ini mengkhawatirkan karena saya sudah tahu saat bertemu para orang tua untuk pertama kali saya tidak bisa menjawab pertanyaan mereka,” kata Erik A. Henshaw, yang mewakili sejumlah orang tua migran yang terpisah dari anak-anak mereka.

Henshaw bekerja di Kota El Paso, Texas. “Saya tidak bisa mengatakan kepada mereka bahwa mereka jangan merasa khawatir dan saya akan membantunya menemukan putra atau putri kecilnya. Saya terus terang tidak tahu kapan dan bagaimana caranya menemukan anak-anak mereka,” kata Henshaw.

Pejabat Amerika masih sibuk berusaha mencari lokasi untuk penahanan imigran tak berdokumen yang tertangkap di perbatasan. Kementerian Kesehatan telah meminta Pentagon menyediakan lokasi di markas militer AS untuk sekitar 20 ribu anak-anak tanpa pendamping. Angkatan Laut bakal menggunakan sejumlah fasilitas terperncil di California, Alabama dan Arizona untuk tempat penahanan para anak-anak ini.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

8 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

17 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

25 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

28 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

32 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya