Trump Salah Paham Kesepakatannya dengan Korea Utara

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 23 Juni 2018 08:50 WIB

Kim Jong Un dan Donald Trump sesaat akan menandatangani dokumen kesepakatan hasil pertemuan puncak mereka di Singapura,12 Juni 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Kesepakatan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah menimbulkan kesalah fahaman. Trump berkeras Korea Utara harus segera melakukan denuklirisasi total, padahal dalam kesepakatan hanya tercantum kalimat Korea Utara berupaya menyelesaikan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Dokumen kesepakatan tersebut ditanda-tangani kedua kepala negara di Singapura pada 12 Juni 2018. Situs CNN.com pada Jumat, 22 Juni 2018 memberitakan, Trump bersikukuh Korea Utara telah menyetujui denuklirisasi total secepatnya. Belum ada reaksi dari Korea Utara hingga berita ini diturunkan.

"Kami akan secepatnya memulai denuklirisasi total Korea Utara," kata Trump yang berkeras poin kesepakatan berbunyi seperti itu.

Baca: Korea Utara Ingin Pertemuan dengan Trump di Pyongyang

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani perintah eksekutif untuk menghentikan pemisahan orang tua imigran dan anak mereka di perbatasan AS -- Meksiko. AP/Pablo Martinez Monsivais

Advertising
Advertising

Baca: Pertemuan Korea Utara dan Amerika Serikat Diadakan di Singapura?

Di dalam ruang kabinet, Trump mengatakan kepada Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, bahwa Korea Utara sudah mulai menghancurkan tempat-tempat uji coba senjata nuklirnya. Namun Mattis mengatakan pihaknya sebelumnya tidak menyadari adanya sejumlah indikasi jika Korea Utara telah mengambil sejumlah langkah nyata untuk membongkar infrastruktur peluncuran rudal balistik atau langkah-langkah lain terkait kesepakatan upaya denuklirisasi.

"Tentu saja, kami berada di garda depan untuk mengakhiri proses ini, detail negosiasi belum dimulai dan saya belum bisa berharap itu saat ini," kata Mattis.

Kata sepakat yang dicapai antara Trump dan Kim pada 12 Juni 2018, dipuji oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in ketika berkunjung ke Rusia. Dia menyebut Korea Selatan mendapatkan keuntungan ekonomi dari terwujudnya perdamaian di Semenanjung Korea.

"Sebuah transformasi besar dalam sejarah sedang terjadi di Semenanjung Korea," kata Moon, saat berbicara di Parlemen Rusia di Duma, Rusia, Kamis, 21 Juni 2018.

Moon menekankan, sebuah perdamaian yang solid antar Korea Utara dan Korea Selatan akan mampu mengembangkan sebuah perdamaian multilateral dan kerja sama keamanan di kawasan.

Berita terkait

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

14 jam lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

14 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

4 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

7 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

18 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

26 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

29 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

33 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

33 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

38 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya