Buntut Pengusiran Kapal Pengungsi, Italia Panggil Dubes Prancis

Kamis, 14 Juni 2018 11:00 WIB

Anggota tim LSM Proactiva Open Arms dari Spanyol mengangkut 1.000 migran dan pengungsi dengan menggunakan perahu kayu guna diantarkan ke sebuah kapal perang Italia, di Sabratha, Italia, 19 Juli 2016. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Italia memanggil duta besar Prancis pada Rabu 13 Juni menyusul kemarahan atas kritik yang dilontarkan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, terhadap kebijakan imigrasinya karena mengusir sekitar 600 pengungsi yang terdampar di Laut Mediterania.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan Italia telah bertindak dengan sikap sinisme dan tidak bertanggung jawab dengan menutup pelabuhannya untuk kapal migran. Akibat tanggapan Macron, menteri ekonomi Italia membatalkan pertemuan di Paris dan Perdana Menteri Giuseppe Conte menimbang menunda pertemuan dengan Macron yang sebelumnya dijadwalkan pada Jumat 15 Juni.

Baca: Italia Usir Kapal Berisi 600 Pengungsi, Macron Kecam Italia

"Kami tidak memiliki sesuatu untuk dipelajari tentang kedermawanan, kesukarelaan, penyambutan, dan solidaritas dari siapa pun," kata Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Salvini, seperti dilaporkan Reuters, 14 Juni 2018.

Salvini, yang juga wakil perdana menteri dan pemimpin partai Liga anti-imigran, meminta Prancis untuk meminta maaf dan mengatakan dia tidak sudi menerima kritik dari negara yang secara teratur menghentikan pengungsi di perbatasan.

Advertising
Advertising

Namun otoritas Perancis mengatakan pihaknya tidak menerima permintaan resmi dari Italia untuk permohonan maaf dan yakin bahwa pertemuan yang direncanakan antara Macron dan Conte akan dilanjutkan.

Baca: Libanon Akan Pulangkan 3 Ribu Pengungsi Suriah Sebelum Lebaran


"Kita tidak boleh menyerah pada emosi, yang beberapa orang manipulasi," ujar Macron menanggapi balasan Italia atas kritiknya terhadap arus pengungsi.

Macron menyarankan agar Roma berusaha untuk membuat terobosan besar dengan pemerintah sebelumnya untuk menerima kapal daripada menangani masalah mendasar pembangunan dan keamanan di negara-negara asal migran dan jalur penyelundupan pengungsi.

Matteo Salvini [Reuters]

Buntut ketegangan diplomatik antara Italia dan Prancis terjadi setelah kapal Aquarius yang menyelamatkan 629 pengungsi yang terdampar di Laut Mediterania ditolak oleh otoritas Italia saat hendak ke pelabuhan. Namun kapal penyelamat akhirnya bisa mendaratkan pengungsi setelah Spanyol setuju menerima mereka.


Membalas komentar pedas Prancis, Salvini mengatakan Prancis hanya mengambil sebagian kecil dari 9.816 pengungsi yang telah dijanjikan untuk diterima dalam rencana relokasi Uni Eropa 2015. Rencana Relokasi Uni Eropa bertujuan untuk mengurangi tekanan arus pengungsi terhadap Italia dan Yunani, namun rupanya perjanjian ini diujung tanduk, karena hanya segelintir negara yang menerima pengungsi.

“Jadi saya meminta Presiden Macron untuk membuktikan kata-katanya melalui tindakan, dan besok pagi sambutlah 9.000 pengungsi ke Prancis yang dijanjikan untuk disambut sebagai tanda kemurahan hati yang nyata dan bukan sekedar kata-kata,” kata Salvini, seperti dilaporkan Associated Press.

Baca: Belanda: Pengungsi Suriah Hadapi Masalah Mental

Perancis sendiri telah menerima 635 pengungsi dari ketentuan rencana Uni Eorpa. Namun Italia selama bertahun-tahun telah mengeluh bahwa sebagian besar dari mereka telah dibiarkan sendirian untuk mengelola krisis imigran Eropa, tetapi pemerintah baru mengatakan keputusan baru dianggap berhasil mengangani masalah ini.


Salvini juga menuduh Prancis telah mengembalikan 10.249 pengungsi di perbatasan utara Italia sejak Januari, termasuk wanita, anak-anak dan orang cacat.


Kepala badan pengungsi PBB, Filippo Grandi asal Italia, mengatakan sangat memalukan bahwa dua negara Eropa menolak menerima pengungsi yang terdampar.

Lebih dari 1,8 juta pengungsi telah memasuki Eropa sejak 2014, dan Italia telah menampung lebih dari 170.000 pencari suaka, serta sekitar 500.000 migran yang tidak terdaftar.

Berita terkait

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

15 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

20 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

22 jam lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

23 jam lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

4 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

4 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

4 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

5 hari lalu

Warga Lokal Protes Venesia Mulai Tarik Biaya Masuk, Kenapa?

Mulai 25 April, wisatawan harian di Venesia harus beli tiket masuk sebesar Rp86.000.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

7 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya