TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Libanon berencana memulangkan sekitar 3.000 pengungsi Suriah yang ada di wilayah timur Libanon ke negara asalnya. Sumber di pemerintah Libanon mengatakan pemulangan ini disepakati oleh para pengungsi yang secara sukarela kembali ke kampung halamannya. Jadwal pemulangan akan dilakukan sebelum hari raya Idul Fitri.
Dilansir dari situs channelnewsasia.com pada Jumat, 8 Juni 2018, pemulangan pengungsi ini ditentang oleh UNHCR, sebuah badan PBB yang mengurusi masalah Pengungsi. UNHCR mengatakan kawasan Suriah belum aman untuk ditempati. Akan tetapi, Libanon menganggap kawasan Suriah sudah aman karena tentara Suriah yang didukung oleh Iran dan Rusia telah menguasai beberapa kawasan di Suriah. Presiden dan politisi Libanon pun meyakinkan pengungsi untuk kembali ke kampung halamannya.
Baca: Belanda: Pengungsi Suriah Hadapi Masalah Mental
Anak-anak Suriah menyanyi dan menari dalam kegiatan rekreasi di kamp pengungsian di al-Bab, Suriah, Selasa, 29 Mei 2018. AP Photo/Lefteris Pitarakis
Baca: Soal Ekonomi, Perkawinan Anak Suriah Meningkat di Kamp Pengungsi
Menteri Luar Negeri Libanon, Gebran Bassil, mengatakan akan mengambil langkah untuk melawan UNHCR karena pernyataannya dianggap mengintimidasi para pengungsi yang telah sukarela kembali ke Suriah.
“Langkah kami melawan UNHCR dimulai besok, dan akan terus meningkat sampai tingkat maksimum yang bisa dicapai kedaulatan Libanon terhadap organisasi yang bertindak melawan kebijakan Libanon,” kata Bassil, 7 Juni 2018.
PBB telah menunjuk Libanon untuk menjadi 'tuan rumah' bagi sekitar 1 juta pengungsi Suriah. Namun pemerintah Libanon mengklaim jumlah pengungsi yang berlindung ke negara itu mencapai 1,5 juta orang. Para pengungsi tinggal di perbatasan kota sebelah timur laut Libanon selama bertahun-tahun sejak perang meletup pada 2011.
Kehadiran pengungsi dalam jumlah besar ini dianggap mempengaruhi layanan publik dan pertumbuhan ekonomi Libanon. Pada Rabu, 6 Juni 2018, Presiden Libanon, Michel Aoun, meminta delegasi Parlemen Eropa untuk membujuk negara-negara Eropa membantu pemulangan pengungsi di Libanon ke Suriah.
CHANNEL NEWSASIA | REUTERS | ARAB NEWS | INSAN QURANI