Hadapi Masalah Luar Negeri Pelik, Erdogan Gelar Pemilu Turki

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Sabtu, 2 Juni 2018 17:15 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengikuti salat jenazah Sersan Musa Ozalkan yang gugur dalam tugas, di Ankara, Turki, 23 Januari 2018. Tak hanya Erdogan, Perdana Menteri dan Komandan Tertinggi Tentara Turki dan sejumlah kerabat juga turut melaksanakan salat jenazah. AP Photo/Burhan Ozbilici

TEMPO.CO, Turki - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan masalah luar negeri menjadi alasan utama untuk segera digelarnya pemilihan umum, yang dipercepat.

Jutaan orang Turki akan menuju ke kotak pemungutan suara pada 24 Juni 2018. Pemilu ini digelar untuk mengubah konstitusi negara dari sistem parlementer ke presidensil eksekutif. Pemilu ini diperkirakan akan dimenangkan Erdogan dengan mudah. Setelah pemilu, Erdogan akan berhadapan dengan masalah luar negeri yang semakin pelik, yang melibatkan Turki.

"Perkembangan di Suriah dan tempat lain telah mendesak untuk beralih ke sistem eksekutif baru untuk mengambil langkah-langkah terkait masa depan negara kita dengan cara yang lebih kuat," kata Ergodan, seperti dilansir Al Jazeera pada 1 Mei 2018.

Baca: Pemilu Turki, Erdogan Diperkirakan Menang Mudah

Advertising
Advertising

Pemungutan suara akan mengakhiri fase transisi saat ini antara kedua sistem itu dan akan memberikan kekuatan besar di tangan Presiden baru.

Erdogan, yang diproyeksikan akan menang, telah lama menjelaskan keinginannya untuk mengganti sistem parlementer ke sistem Presidensil. Pada sistem parlementer, Presiden harus membutuhkan persetujuan parlemen untuk mengambil kebijakan penting. Sebaliknya, sistem Presidensil memberikan kewenangan lebih besar bagi Presiden untuk bertindak.

Baca: Presiden Erdogan Minta Warga Turki Tukar Mata Uang Asing ke Lira

Bersama Partai AK yang berkuasa, Erdogan berpendapat model baru, yang mirip dengan sistempresidensil eksekutif Amerika atau Perancis, akan memungkinkan pengambilan keputusan yang kuat. Erdogan harus membuat sejumlah keputusan sulit tentang berbagai tantangan yang dihadapi Turki di beberapa bidang.

Seperti dilansir media Anadolu Agency, Erdogan mengaku optimis pemilu ini akan usai dalam satu putaran saja. "Tidak ada masalah dengan opini publik. Pemilu ini akan kelar dalam satu putara," kata dia. Erdogan menjadi Presiden sejak 2014. Sebelumnya, Erdogan menjadi Perdana Menteri dari 2003 -- 2014.

Di antara isu-isu luar negara mendesak negara adalah: ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh kelompok bersenjata - Partai Pekerja Kurdistan (PKK); benturan kepentingan militer dengan AS di Suriah utara; dan ekstradisi Fethullah Gulen - yang dituding Ankara mendalangi upaya kudeta gagal 2016.

Turki juga menghadapi masalah proses bergabung dengan Uni Eropa; pengaruh Iran di kawasan Timur Tengah; dan konflik yang belum terselesaikan di Siprus.

Pada saat yang sama, Turki juga mengalami hubungan luar negeri yang memburuk dengan Mesir, Israel, Libya dan Yaman. Belum lagi masalah-masalah di negara-negara Islam Afrika, termasuk memimpin pengakuan global untuk negara Palestina.

Semua isu luar negeri ini menjadi faktor utama pendorong kebijakan luar negeri Turki di masa depan. Krisis militer di Suriah menjadi agenda utama dalam konteks geopolitik regional.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

2 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

10 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

11 hari lalu

Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

14 hari lalu

Erdogan Bertemu Ismail Haniyeh, Israel Mengecam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berusaha untuk menjadi penengah dalam konflik Gaza yang telah mengguncang Timur Tengah sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

17 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

18 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya