Memata-matai Mossad, Oposisi Israel Desak PM Netanyahu Mundur

Sabtu, 2 Juni 2018 12:00 WIB

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato dalam pembukaan kedutaan besar Guatemala, Yerusalem, 16 Mei 2018. [Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu gestures as he speaks during the dedication ceremony of the embassy of Guatemala in Jerusalem, May 16, 2018. [REUTERS/Ronen Zvulun/Pool]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin oposisi Israel, Avi Gabbay, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengundurkan diri setelah ada laporan menyebutkan dia memata-matai sejumlah pejabat keamanan.

Sebuah informasi yang disampaikan media Israel pada Kamis malam, 31 Mei 2018, mengatakan, Netanyahu pada 2011 meminta kepala dinas keamanan dalam negeri Shin Bet memonitor percakapan telepon Kepala Dinas Intelijen Mossad, Tamir Pardo, dan Kepala Staf Angkatan Darat, Benny Gantz.

Baca: Jaksa Israel Rekomendasikan Benjamin Netanyahu Korupsi

Kepala Mossad Yossi Cohen. Youtube.com

"Netanyahu yang sekarang di puncak piramida kekuasaan tidak pantas meminta Shin Bet memata-matai koleganya," kata Gabbay yang memimpin Partai Buruh sebagaimana dikutip media Israel, Channel 2.

Advertising
Advertising

"Dia harus pulang ke rumah," tambah Gabbay. "Tindakanya sangat tidak terhormat. Dia telah menodai kesucian negara."

Dakwaan Gabbay ini mendapatkan tanggapan dari kantor Perdana Menteri Netanyahu. Dalam sebuah pernyataan yang diterima Middle East Monitor, Netanyahu menolak tudingan tersebut sebagaimana beredar di media massa.Mantan Direktur Mossad, Tamir Pardo, saat tiba di rapat kabinet mingguan di Yerusalem, 22 Februari 2015.[AP/Ronen Zvulun]

Pardo, mantan Kepala Mossad, mengatakan, pada 2011, Netanyahu pernah meminta Yoram Cohen yang saat itu Kepala Shin Bet menggunakan kewenangannya memata-matai sejumlah pejabat senior termasuk dirinya.

Baca: Netanyahu Akui Kerja Sama Israel - Negara Arab Dilakukan Rahasia

Namun demikian, permintaan Netanyahu ditolak oleh Cohen. "Permintaan memata-matai Kepala Mossad adalah tindakan melewati batas," kata Pardo.

Berita terkait

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

3 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

4 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

4 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

5 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

5 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

5 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

5 jam lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

6 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

6 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya