Amerika Serikat Desak Korut Bawa Hulu Ledak Nuklir Ke Luar Negeri

Kamis, 17 Mei 2018 13:20 WIB

Citra Satelit Situs Uji Coba Nuklir Korea Utara

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menuntut Korea Utara mengirimkan beberapa hulu ledak nuklir rudal balistik antarbenua (ICBM) beserta material nuklir lainnya ke luar negeri dalam waktu enam bulan. Tuntutan ini diberitakan surat kabar Jepang, Asahi, pada Kamis 17 Mei 2018 seperti dikutip dari Reuters.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, juga telah memberi tahu pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, soal tuntutan ini ketika mereka bertemu awal bulan ini. Sebagai gantinya Washington akan mencabut Pyongyang dari daftar sponsor negara terorisme jika kapal-kapal Korea Utara mengeluarkan barang-barang nuklir.

Jika Pyongyang setuju, denuklirisasi dapat diverifikasi dan dapat disahkan pada pertemuan puncak dengan Amerika Serikat pada 12 Juni di Singapura. Washington sedang mempertimbangkan memberikan jaminan untuk rezim Kim.

Baca: AS-Korsel Latihan Tempur, Korea Utara Ancam Batalkan KTT

Pemimpin Korea Utara Kim Jong, melihat rudal balistik antar benua Hwasong-15 yang siap diluncurkan saat uji coba di Pyongyang, 30 November 2017. Hwasong-15 yang dapat mencapai ketinggian 4.475km maka mampu untuk mencapai daratan Amerika Serikat. REUTERS/KCNA

Advertising
Advertising

Namun Korea Utara mengancam membatalkan KTT antara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump, setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan menggelar latihan tempur yang memicu provokasi dan mengakibatkan pembatalan pertemuan pejabat kementerian Korea Selatan dan Korea Utara pada Rabu 16 Mei 2018.

Korea Utara membongkar situs nuklirnya atau menyembunyikannya?

Telihat pada citra satelit yang menunjukkan fasilitas pembongkaran Korea Utara di lokasi uji coba nuklirnya. Namun para ahli mengatakan gambar tersebut tidak dapat mengungkapkan apakah Korea Utara melakukan ini sebagai langkah pertama menuju denuklirisasi penuh, atau upaya untuk menyembunyikan kepemilikan nuklirnya.

Pasalnya keraguan Pyongyang dengan mengatakan “mempertimbangkan kembali” pertemuan Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump pada 12 Juni nanti bisa mengancam pelucutan nuklir Korea Utara.

Foto satelit situs uji coba nuklir Punggye-Ri di Korea Utara pada 14 Mei 2018.[Planet Labs Inc/Handout via REUTERS]

Citra satelit komersial (termasuk foto yang diambil oleh Planet Labs baru-baru ini pada 14 Mei) menunjukkan Korea Utara memindahkan beberapa bangunan di lokasi uji coba nuklirnya di Punggye-ri.


"Sejauh ini sepertinya struktur utama uji coba sedang dibongkar," kata Scott LaFoy, seorang analis citra open source, seperti dikutip Reuters, 17 Mei 2018.

Di antara fasilitas yang tampaknya telah dihancurkan adalah kantor teknik, serta bangunan kompresor udara yang digunakan untuk memompa udara ke terowongan di mana bom diledakkan, kata ahli non-proliferasi Frank Pabian.


"Ini sepenuhnya sesuai dengan laporan resmi berita Korea Utara bahwa 'langkah-langkah teknis' yang terkait dengan penutupan itu sedang berlangsung," kata Pabian.

Korea Utara mengatakan berencana menggunakan peledak untuk meruntuhkan terowongan, menutup semua pintu masuk terowongan, dan menghapus fasilitas observasi, lembaga penelitian, dan bangunan penjaga.

Baca: Kim Yo Jong, Adik Kim Jong Un Melahirkan Anak Kedua

Namun pengamat meragukan denukliriasi yang dilakukan Korea Utara dan menyebut langkah ini untuk menutupi kemampuan nuklirnya.

"Sepertinya mereka mencoba menghapus bukti kemampuan nuklir yang mereka miliki," ungkap Suh Kune-yull, profesor rekayasa sistem energi nuklir di Univesitas Nasional Seoul, Korea Selatan.


Selain mengecam latihan tempur Amerika Serikat dan Korea Selatan, Korea Utara juga mengkritik pernyataan pejabat keamanan Amerika Serikat bahwa Korea Utara akan seperti Libya.

Baca: Aljazair Sempat Mediasi Krisis Nuklir Korea Utara-Korea Selatan

Kim Jong Un bertemu dengan ilmuwan di pusat penelitian senjata nuklir di Pyongyang, pada Maret 2016. Korea Utara, dibawah kepemimpinan Kim Jong-un sedikitnya meluncurkan rudal balistik sebanyak 10 kali, sejak 2015, dan membuat situasi di Semenanjung Korea panas. REUTERS/KCNA

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu 16 Mei, wakil menteri luar negeri pertama Korea Utara, Kim Kye Gwan, mengkritik tajam para pejabat Amerika , terutama penasehat keamanan nasional John Bolton, karena menunjukkan bahwa Libya bisa menjadi contoh untuk denuklirisasi Korea Utara.

Bolton telah mengusulkan Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membuat kesepakatan serupa dengan yang menyebabkan komponen program nuklir Libya dikirim ke Amerika Serikat pada 2004.

Namun pada tahun 2011, pemimpin Libya Muammar Khadafi ditangkap dan dibunuh oleh pasukan pemberontak yang didukung oleh militer NATO.

Baca: Kim Jong Un Ancam Batalkan Pertemuan, Trump : Kami Masih Menunggu

Sementara aspek teknis dari kesepakatan Korea Utara dapat mencerminkan perbedaan hal dari upaya terhadap Libya, misalnya Pyongyang memiliki program senjata yang jauh lebih maju dan mutakhir dibandingkan Khadafi.

"Libya adalah contoh yang mengerikan untuk membuat perspektif itu karena tentu saja Korea Utara memiliki tim yang menasihati Kim Jong Un tentang apa artinya ini, dan mereka akan melihat fakta bahwa ini bukan solusi yang baik untuk Korea Utara," ungkap Andreas Persbo, direktur eksekutif lembaga verifikasi dan implementasi pelucutan senjata VERTIC.

Berita terkait

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

7 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

9 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

10 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

13 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

20 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

30 hari lalu

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

45 hari lalu

Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklir Rusia bila Barat kirim pasukan ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

47 hari lalu

Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

Rusia siap perang nuklir dengan Barat jika Amerika Serikat nekat mengirim pasukan ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

51 hari lalu

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Militer Bersama, Jumlah Pasukan Ditambah Dua Kali Lipat

56 hari lalu

Korea Selatan dan Amerika Serikat Latihan Militer Bersama, Jumlah Pasukan Ditambah Dua Kali Lipat

Jumlah pasukan yang terlibat dalam latihan militer bersama ini, naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya

Baca Selengkapnya