TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara membatalkan pertemuan tingkat tinggi dengan Korea Selatan menyusul latihan tempur gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan, serta mengancam pembatalan pertemuan antara Kim Jong Un dan Donald Trump.
Pernyataan ini disampaikan Korean Central News Agency seperti dilansir Reuters, Rabu 16 Mei 2018. KCNA juga mengancam pembatalan pertemuan antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dijadwalkan pada 12 Juni mendatang di Singapura.
"Latihan yang ditujukkan kepada kita dan digelar di sepanjang Korea Selatan, telah melanggar Deklarasi Panmunjom dan secara sengaja sebagai provokasi militer merusak perkembangan politik di Semenanjung Korea," kutip Yonhap seperti yang disampaikan KCNA.
"Amerika Serikat juga harus melakukan pertimbangan secara hati-hati soal nasib KTT Korea Utara-AS yang direncanakan menyusul aksi provokasi militer yang dilakukan pemerintah Korea Selatan," tambah KCNA.
Baca: Jadi Tempat Pertemuan AS dan Korea Utara, Singapura Bakal Netral
Tindakan Amerika mengirim pesawat bombernya ke Korea Selatan bukalah yang pertama. Sebelumnya, Amerika juga mengirimkan bomber B-52 Stratofortress ke Korea Selatan, pada 10 Januari 2016, empat hari setelah Korea Utara melakukan uji coba bom Hidrogen. Pengiriman bomber B-1B mendapat kecaman dari Tiongkok, yang meminta semua pihak menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang provokatif. USAF/Getty Images
Pernyataan ini disampaikan KCNA beberapa jam sebelum pertemuan pejabat tinggi Korea Utara dan Korea Selatan di perbatasan untuk membahas penerapan perjanjian dan meredam ketegangan militer di sepanjang perbatasan.
Latihan tempur yang dijuluki Max Thunder yang dimulai pada Senin 14 Mei, melibatkan 100 pesawat tempur. KCNA menyebut Amerika Serikat mengerahkan pesawat pembom B-52 dan pesawat tempur F-22 stealth fighter dan diduga akan menyerang aset militer Korea Utara.
Angkatan Udara Amerika Serikat mengejar modernisasi avionik, radar, sensor pentargetan, senjata, display kokpit, dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), agar F-22 tetap mempertahankan supremasi udara di tengah pesawat tempur siluman Rusia dan Cina yang sedang dikembangkan. horizonti.rs
Pentagon menyatakan latihan tempur dengan Korea Selatan adalah latihan pertahanan rutin dan latihan Max Thunder akan digelar mulai 14 Mei hingga 25 Mei.
"Latihan pertahanan ini adalah bagian kerja sama militer Amerika Serikat-Korea Selatan dan sebagai progran tahunan untuk melatih kesiapan militer dua negara," tulis Pentagon dalam pernyataan Resmi.
Baca: PBB Desak Rezim Korea Utara Bebaskan 6 Tahanan Korea Selatan
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan, menyatakan Pyongyang tidak akan berminat melakukan pertemuan dengan Washington jika hanya bertepuk sebelah tangan, seperti yang dilansir dari Associated Press.
Kim juga mengkritik komentar penasehat militer Donald Trump, John Bolton dan pejabat tinggi Amerika Serikat yang menyebut Korea Utara akan mengikuti model Libya untuk pelucutan nuklir.
“Kami tentu akan menanggapi permintaan pemerintah Trump soal pertemuan Korea Utara-AS jika berlandaskan niat yang jujur demi meningkatkan hubungan, tapi kami tidak lagi tertarik pada negosiasi yang akan membuat kami terpojok dan membuat tuntutan sepihak bagi kami untuk melepaskan nuklir kami, dan ini akan memaksa kami untuk mempertimbangkan kembali apakah kami akan menerima pertemuan Korea Utara-Amerika Serikat," ujar Kim.
Momen saat Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un melintasi garis demiliterisasi disaksikan oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di desa gencatan senjata Panmunjom, Korea Selatan, 27 April 2018. Pertemuan ini juga dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pertemuan yang akan mengubah situasi di Semenanjung Korea antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Korea Summit Press Pool via AP
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat belum menerima pemberitahuan soal perubahan rencana Korea Utara.
"Kim Jong Un telah mengatakan sebelumnya bahwa dia memaklumi latihan tempur Amerika Serikat dan Korea Selatan akan tetap berlanjut. Kami akan tetap pada rencana pertemuan," ujar Heather Nauert, juru bicara Kemenlu AS, seperti dikutip dari Aljazeera.
Sebelum pembatalan pertemuan akibat latihan tempur Max Thunder Korea Selatan-AS, rencananya pejabat kementerian Korea Selatan dan Korea Utara akan bertemu di desa perbatasan Panmunjom untuk membahas lebih lanjut pertemuan 27 April lalu, termasuk denuklirisasi dan penyelesaian perang Korea 1950.