Lee Hsien Loong Kritik Konflik Dagang Cina -- Amerika, Alasannya?

Editor

Budi Riza

Kamis, 17 Mei 2018 07:07 WIB

Uang Dolar Amerika dan Yuan. Xaume Olleros/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Singapura – Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengkritik ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina karena ini merugikan kegiatan bisnis. Dia juga mengatakan ketegangan ini mengancam kemakmuran global terutama negara-negara kecil seperti Singapura.

“Pemerintah Amerika di bawah Presiden Donald Trump merasa negara-negara lain mendapat keuntungan dari sistem global dengan merugikan AS,” kata Lee Hsien Loong saat berpidato di parlemen Singapura, Rabu, 16 Mei 2018.

Baca: Perang Dagang Amerika -- Cina, Dulu Versus Eropa dan Jepang

Advertising
Advertising

Lee mengatakan negara-negara barat mulai mempertanyakan manfaat dari keterbukaan dan perdagangan bebas dan ini menekan proses globalisasi.

Presiden Cina, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump. REUTERS

“Mereka ingin memastikan bahwa AS mendapat manfaat langsung – untuk setiap produk dari setiap negara,” kata Lee. Dan isu perdagangan ini menjadi isu teratas bagi AS terutama dalam hubungannya dengan Cina.

Baca: Perang Dagang Amerika -- Cina, Defisit Dagang Rp 5200 Triliun

“AS masih lebih kuat tapi Cina mulai tumbuh kekuatannya, pengaruh dan kepercayaan dirinya,” kata Lee, yang merupakan putra dan penerus dari pendiri Singapura, Lee Kuan Yew.

Lee menambahkan,”Jika ada saling tidak percaya dan persaingan antara kedua negara, itu merupakan langkah kecil terkait perselisihan perdagangan dan melebar ke pertengkaran yang lebih serius.”

Menurut Lee, AS dan Cina masih jauh dari melakukan perang terbuka. “Tapi tidak jelas ke arah mana hubungan keduanya,” kata Lee.

Lee berpndapat jika AS dan Cina semakin sering berkonflik,”Itu akan buruk tidak hanya bagi keduanya tapi juga bagi seluruh dunia.” Sebaliknya, jika kedua negara bersepakat membagi dunia untuk kepentingan keduanya dengan membuat berbagai peraturan maka itu juga akan merugikan negara-negara kecil.

“Sebagai negara kecil dan terbuka, Singapura akan selalu rapuh terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Seperti yang pernah dikatakan Lee Kuan Yew,’Ketika gajah berkelahi maka rumput menderita tapi ketika mereka bercinta rumput juga menderita.’”

Lee lalu memberikan saran kepada parlemen Singapura. “Itu sebabnya kita harus selalu menyadari apa yang terjadi di sekitar kita dan bersiap untuk perubahan dan kejutan.”

Seperti dilansir Reuters, Amerika dan Cina sedang menjajaki solusi untuk mengatasi defisit perdagangan AS terhadap Cina, yang mencapai sekitar US$375 miliar atau sekitar Rp5300 triliun pada tahun lalu. Ini membuat Trump sempat mengeluarkan kebijakan menaikkan tarif impor sekitar 10 — 25 persen berbagai produk dari Cina seperti baja, aluminium, dan elektronik. Cina membalas dengan menaikkan tarif dengan kisaran sama untuk berbagai produk pertanian AS seperti kedelai dan komponen pesawat terbang.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

1 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya