Genosida di Gaza, Turki Tarik Dubes dari Israel -- Amerika

Reporter

Yon Yoseph

Editor

Budi Riza

Selasa, 15 Mei 2018 10:45 WIB

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah), didampingi istrinya Emine (kanan), menghadiri upacara peresmian monumen untuk memperingati korban kudeta militer di Ankara, Turki, 16 Juli 2017. Sekitar 250 orang meninggal pada malam 15 Juli setahun yang lalu. AP

TEMPO.CO, Ankara - Pemerintah Turki menarik duta besarnya dari Israel dan Amerika Serikat untuk menunjukkan kemarahannya atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza dan relokasi Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengumumkan penarikan duta besar ini melalui pidato yang disampaikannya di London, Inggris, pada Senin, 14 Mei 2018.

“Israel melancarkan teror. Israel adalah negara teror,” kata Erdogan seperti dilansir Times of Israel pada 15 Mei 2018. “Apa yang Israel lakukan adalah genosida."

Baca: Turki: Israel Negara Teroris, Pembunuh Warga Palestina

Advertising
Advertising

Wakil Perdana Menteri Turki, Bekir Bozdag, juga menyatakan tiga hari berkabung atas tewasnya 55 warga sipil Palestina dalam unjuk rasa menolak pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem.

Seorang demonstran wanita menggunakan ketapel saat melakukan aksi protes menuntut hak untuk kembali ke tanah air mereka di perbatasan Israel-Gaza, 11 Mei 2018. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

Jurubicara Kementerian Luar Negeri Israel, Emmanuel Nahshon, mengatakan Yerusalem menyadari laporan tentang niat Turki untuk menarik kembali duta besarnya tetapi belum menerima pemberitahuan resmi.

Baca: Ini Ancaman Turki Jika AS Akui Yerusalem sebagai ibukota Israel

Erdogan selama ini memposisikan diri sebagai pembela Palestina dan mengecam keras pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibukota Israel. Presiden AS, Donald Trump, merelokasi Kedubes AS ke Yerusalem. Erdogan mengatakan langkah itu merupakan pelanggaran hukum internasional.

Keputusan Turki untuk menarik kembali utusan ke Israel dan AS dilakukan ketika ribuan orang berkumpul di Ankara untuk mengutuk relokasi kedutaan AS. Massa membakar bendera Amerika dan Israel, dan memprotes bentrokan mematikan di sepanjang perbatasan Israel--Gaza.

Hubungan Turki--Israel rapuh sejak Pasukan Pertahanan Israel, IDF, menewaskan sembilan aktivis Turki pada 2010 ketika menggerebek sebuah kapal Turki, yang disebut Mavi Marmara.

Seperti dilansir Reuters, Kapal itu adalah bagian dari armada yang ingin menghancurkan blokade laut Israel di Jalur Gaza dan membawa sejumlah bantuan pangan bagi warga Gaza yang sedang terkena blokade ekonomi oleh Israel.

Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik pada 2011 dan mereka sepenuhnya membangun kembali hubungan diplomatik resmi menjelang akhir 2016. Pengumuman Turki ini datang setelah Afrika Selatan mengumumkan penarikan duta besar dari Israel sebagai protes atas kematian puluhan orang di Gaza.

Berita terkait

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

1 jam lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

2 jam lalu

Peluang Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Masih Tipis

Peluang untuk terjadinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas masih jauh dari harapan karena kedua belah pihak masih bersikukuh pada pendirian

Baca Selengkapnya

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

13 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

19 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

22 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya