Najib Vs Mahathir Beradu Siaran Langsung Jelang Pemilu Malaysia
Reporter
Non Koresponden
Editor
Budi Riza
Selasa, 8 Mei 2018 08:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pertarungan politik antara Najib Razak sebagai inkumben Perdana Menteri, dan Mahathir Mohamad sebagai kandidat PM dari partai oposisi pada pemilu 9 Mei 2018 bakal mencapai puncaknya lewat adu siaran langsung menayangkan orasi kedua tokoh sebagai upaya meraup dukungan publik Malaysia pada Selasa, 8 Mei 2018 atau sehari menjelang pencoblosan.
“Keduanya bakal menggelar siaran langsung pada Selasa pukul 10 Malam, yang ditayangkan stasiun televisi dan Facebook,” begitu dilansir Channel News Asia, Senin, 7 Mei 2018.
Baca: Sehari Menjelang Pemilu Malaysia, Dukungan Najib Turun
Mahathir Mohammad, 92 tahun, yang pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun, merupakan kandidat yang diusung koalisi 4 partai politik yaitu Pakatan Harapan. Mahathir keluar dari Partai Umno pada 2016 dan mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia.
Baca: Survei Pemilu Prediksi Najib Bakal Menang Lawan Mahathir
Sedangkan Najib Razak, yang merupakan Perdana Menteri selama sembilan tahun terakhir, diusung kembali oleh koalisi 13 partai politik lewat Barisan Nasional, yang telah memerintah sejak negara itu merdeka.
Najib Razak bakal menggelar pidato dari daerah pemilihan Pekan, Pahang, yang menjadi basis pemilihnya. Dia mempromosikan ini lewat akun Twitter @NajibRazak.
Sedangkan Mahathir Mohamad bakal berpidato dari Langkawi, yang juga merupakan basis daerah pemilihannya. Dia mempromosikan kegiatan kampanye lewat akun Twitter @chedetofficial.
Uniknya, bersamaan dengan kegiatan kampanye Mahathir ini, pemda Langkawi menggelar acara musik besar yang mendatangkan penyanyi terkenal dari Singapura seperti Ramli Sarip, dan penyanyi Malaysia seperti Dayang Nurfaizah dan Joe Flizzow. Acara joget ini digelar sejak pukul 8 malam ini.
Pemilu Malaysia 2018 menjadi pertarungan paling berat bagi Barisan Nasional. Ini karena partai terus mengalami tren penurunan jumlah kursi di parlemen. Pada pemilu 2008, Umno kehilangan mayoritas 2/3 kursi. Ini berlanjut hingga pemilu 2013 sehingga hanya menguasai simple majority di parlemen Dewan Rakyat.
“Anggota dari partai oposisi menuding pemilihan waktu konser itu, yang digelar oleh otoritas Langkawi, bukanlah sebuah kebetulan,” begitu dilansir Channel News Asia.
Pengamat politik Malaysia, Dr Awang Azman, mengatakan dia memprediksi Barisan Nasional masih menguasai simple majority di parlemen dengan kisaran kursi yang terus turun yaitu antara 118 – 133 kursi.
Pada pemilu lima tahun lalu, BN meraup 133 kursi. “Ada kecenderungan kursi berkurang bagi Barisan Nasional,” kata Awang kepada Tempo. “Kinerjanya terus menurun.”
Menurut media Channel News Asia,”Sejumlah analis memperkirakan oposisi pimpinan Mahathir dapat menghalangi upaya BN untuk menguasai suara daerah-daerah yang telah lepas. Ini tidak bagus bagi posisi Najib dan partai di pemerintahan.”