Studi di Amerika Latin: Lebih Dari 2,5 Juta Jiwa Tewas Sejak 2000
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Jumat, 27 April 2018 16:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil studi di Amerika Latin menunjukkan, benua ini dianggap kawasan paling mematikan di dunia akibat kekerasan dengan senjata api.
"Lebih dari 2,5 juta jiwa tewas sejak 2000 akibat ancaman keamanan publik, kekerasan mematikan dan masalah tekanan ekonomi," demikian kesimpulan hasil studi yang dilakukan oleh Institue, sebuah lembaga pemikir di Brasil yang fokus pada masalah keamaman dan isu pembangunan regional.
Baca: Meksiko, Ladang Kuburan Massal Korban Geng Narkoba
"Dimensi kekerasan publik sangat kuat di Amerika Latin," kata Institute seperti dikutip Al Jazeera, Jumat, 27 April 2018.
Laporan studi yang diterbitkan pada Kamis, 26 April 2018 itu juga menyimpulkan bahwa Amerika Latin memiliki angka rata-rata pembunuhan tertinggi di dunia. Menurut studi tersebut, Amerika Latin memiliki angka 33 persen tingkat kekerasan pembunuhan di dunia, meskipun penduduknya hanya delapan persen dari jumlah penduduk dunia.
"Prevelansi tertinggi adalah masalah kekerasan kriminal dan tekanan terhadap pertumbuhan ekononomi masyarakt kelas bawah," bunyi laporan hasil studi. Penelitian ini juga melaporkan, orang-orang muda di Amerika Latin yang paling terkena dampak atas kekerasan di sana.
Baca: Kasus Pembunuhan di Amerika Paling Banyak Sedunia
"Hampir separuh dari mereka yang menjadi korban pembunuhan berusia antara 15-29 tahun." Hasil penelitian ini menambahkan, "Kekerasan di sana menggunakan senjata api."
Secara umum, 32 persen dari seluruh insiden pembunuhan di Amerika Latin menggunakan senjata api. Sementara itu di Amerika Tengah, sekitar 78 persen pembunuhan di sana menggunakan senjata api, sedangkan di Amerika Sielatan mencapai angka 80 persen.