Jurnalis Israel: Mossad di Balik Pembunuhan Ulama Palestina

Senin, 23 April 2018 11:30 WIB

Fadi al-Batsh, ulama dan akademisi Palestina, tewas ditembak agen Israel Mossad di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu 21 April 2018. [Al Jazeera]

TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis investigasi Israel, Ronen Bergman, sangat yakin dinas rahasia Mossad berada di balik pembunuhan ilmuwan yang juga seorang ulama muda Palestina, Fadi al-Batsh, di Kuala umpur, Malaysia, Sabtu 21 April 2018.

Menurut Bergman yang juga seorang pengamat intelijen Israel dan penulis buku Rise and Kill First, pembunuan terhadap al-Batsh menunjukkan keunggulan operasi intelijen Mossad.

Baca: Israel Tak Bantah Mossad Pelaku Pembunuhan Ulama Palestina

Pasukan bersenjata sayap militer Hamas berjaga-jaga di dekat rumah keluarga Fadi al-Batsh di Jabaliya, utara Gaza, Palestina, 21 April 2018 [VALLEY MORNING STAR]

"Fakta di lapangan menunjukkan para pembunuh menggunakan sepeda motor untuk menghabisi nyawa target mereka. Aksi ini kerap dilakukan oleh agen Mossad dalam operasinya. Mereka menjalankannya dengan bersih, profesional jauh dari wilayah Israel. Bukti itu tidak terbantahkan bahwa Mossad terlibat dalam pembunuhan Fadi," ucapnya kepada Al Jazeea.

Advertising
Advertising

Keyakinan Bergman setali tiga uang dengan tudingan keluarga al-Batsh dan pejabat Hamas, kelompok politik yang berkuasa di Jalur Gaza. Ayah al-Batsh sejak awal menuding Mossad pelaku utama pembunuhan putranya dan meminta bantuan pemerintah Malaysia mengungkap insiden pembunuhan terssebut. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, juga meyakini Mossad berada di balik pembunuhan ilmuwan Palestina tersebut.

"Serangan mematikan terhadap Al-Batsh menyusul serangkaian peristiwa sebelumnya yang yang dialami para tokoh Palestina," katanya seperti dikutip Middle East Monitor.Tim forensik kepolisian Malaysia mengumpulkan barang bukti penembakan terhadap ulama Palestina, Fadi al-Batsh. [EPA]

Namun demikian beragam telunjuk yang diarahkan kepada Mossad ditepis oleh Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman. Dia mengatakan kepada media massa, Ahad, 22 April 2018, ilmuwan Palestina yang tewas ditembak di Malaysia adalah ahli roket, bukan orang suci. Dia membantah agen mata-mata Israel, Mossad, terlibat dalam pembunuhan ilmuwan tersebut.

Baca: Israel Bantah Mossad Membunuh Ulama Palestina di Malaysia

Lieberman mengungkapkan, kematian al-Batsh sepertinya bagian dari perselisihan di internal Palestina. "Kami mendengar hal itu dari berbagai berita. Palestina selalu menyalahkan Israel jika ada peristiwa pembunuhan. Kami sudah terbiasa dengan tudingan itu," katanya kepada Radio Israel.

Fadi al-Batsh, ilmuwan dan ulama Palestina, berusia 35 tahun, tewas ditembak oleh dua pria bertopeng mengendarai sepeda motor ketika dalam perjalanan menuju masjid untuk salat subuh di Gombak, pinggiran Kuala Lumpur, pada Sabtu, 21 April 2018. Hingga saat ini kepolisian Malaysia masih melakukan investigasi atas kematian dosen di Universiti Malaysia itu. Dinas intelijen Israel, Mossad, diduga terlibat dalam pembunuhan ini.

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

57 menit lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

7 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

7 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

8 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

8 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

9 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

9 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

10 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

10 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya