TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tak bersedia berkomentar ketika ditanya wartawan mengenai keterlibatan agen rahasia Mossad dalam pembunuhan ulama Palestina di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu, 21 April 2018.
Seorang ulama Palestina tewas ditembak oleh dua orang pelaku di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, ketika sedang dalam perjalanan ke masjid untuk salat subuh, Sabtu. Keterangan tersebut disampaikan polisi setempat seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu.
Baca: Mossad Israel Bunuh Ulama Palestina di Malaysia
Fadi al-Batsh (kiri). facebook.com
Ulama sekaligus seorang akademisi Palestina yang tewas itu bernama Fadi al-Batsh, 35 tahun. "Anggota Hamas itu tewas dibedil oleh pria bersenjata di daerah pemukiman di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada Sabtu pagi waktu setempat."
Menurut laporan The Wall Street Journal, Sabtu, pembunuhan tersebut berlangsung hanya sehari setelah Menteri Intelijen Israel, Yisrael Katz, memperingatkan Hamas, penguasa Jalur Gaza, Israel akan melakukan pembunuhan terarah jika kelompok itu mengancam para komandan Israel.
Ketegangan antara Israel dan Hamas meningkat dalam beberapa pekan ini menyusul unjuk rasa warga Palestina di pagar perbatasan yang memisahkan Gaza dengan wilayah Israel.Fadi al-Batsh. facebook.com
"Unjuk rasa tersebut menimbulkan korban jiwa. Sedikitnya 37 orang tewas akibat hantaman peluru tajam pasukan Israel, sedangkan 4.500 korban lainnya mengalami luka-luka," tulis The Wall Street Journal.
Baca: Israel Bakal Penjarakan Siapapun Pelansir Data Mossad
Hamas tidak secara eksplisit menyalahkan Israel dalam insiden pembunuhan Sabtu subuh. Tetapi keluarga al-Batash menuduh agen rahasia Israel, Mossad, berada di balik pembunuhan ulama sekaligus ilmuwan Palestina. "Keluarga al-Batash juga minta bantuan otoritas Malaysia agar jenazah korban dikembalikan ke Palestina untuk dikuburkan di Gaza."
Kepala Kepolisian Malaysia, Mazlan Lazim, membenarkan kematian pria Palestina berusia 35 tahun dan timnya sedang melakukan investigasi atas insiden tersebut.