Eksklusif - Oposisi Malaysia Tian Chua Kecam PM Najib karena ...

Editor

Budi Riza

Jumat, 20 April 2018 10:48 WIB

Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat, Tian Chua, (berkemeja biru) bersama para pendukung setelah dia keluar dari penjara Kajang di Kuala Lumpur, 27 Oktober 2017. Malay Mail Online/Twitter - Azmin Ali

TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Tokoh oposisi Malaysia, Tian Chua, yang juga wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat, menuding pemilu sering tidak berlangsung bersih dan adil sambil mengkritik kebijakan pemerintahan PM Najib Razak.

Tian Chua mencontohkan pembekuan sementara Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), yang didirikan bekas Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, oleh pemerintah Malaysia.

Baca: Eksklusif - Oposisi: Pemilu Malaysia 'Hidup - Mati' bagi PM Najib

Advertising
Advertising

“Pelarangan PPBM merupakan contoh lain dari penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah,” kata Tian Chua, 54 tahun, kepada Tempo lewat WhatsApp, Jumat, 20 April 2018.

PM Malaysia Mohamand Najib Tun Razak dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Foto @NajibRazak/twitter)

Menurut Tian Chua, yang pernah menjalani hukuman penjara sebulan karena melanggar perintah polisi dan denda Rp3,5 juta pada 2017, pelarangan PPBM ini malah menimbulkan simpati.

Baca: Toko Roti Bangkrut, Mahathir Mohamad Salahkan PM Najib Razak

“Pelarangan itu bisa jadi sebuah kemunduran sementara bagi PPBM. Namun, itu membangkitkan banyak simpati dan malah mendeskreditkan Najib,” kata Tian Chua mengkritik Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, 64 tahun.

Direktur Jenderal Registrasi Masyarakat Malaysia, Surayati, mengumumkan pelarangan sementara PPBM karena pengurus partai dinilai lalai menyerahkan sejumlah dokumen dan informasi kepada lembaga berwenang. Pelarangan berlaku selama sebulan sejak awal April 2018. Selama periode ini pengurus partai dilarang beraktivitas menggunakan logo ataupun nama partai.

“Jika PPBM berhasil menyerahkan semua dokumen dan informasi maka pelarangan sementara bisa dibatalkan,” kata Surayati, seperti dilansir media Today Online, 5 April 2018.

(kiri) Presiden Partai Keadilan Rakyat Malaysia, Wan Azizah Wan Ismail, dan (kanan) pendiri Partai Pribumi Bersatu Malaysia, Dr Mahathir Mohamad. The Star

Tian Chua juga mengkritik pelaksanaan pemilu di Malaysia sering menguntungkan koalisi partai berkuasa Barisan Nasional lewat berbagai aturan main pemilu. “Pemerintah juga menggunakan pengubahan batas elektoral untuk memastikan keuntungan yang tidak adil atas oposisi,” kata dia.

Pemberitaan media massa juga dinilai tidak bebas karena berada dalam kontrol kuat pemerintah Malaysia. “Oposisi hanya bisa mengandalkan sosial media,” kata dia. “Oposisi harus melakukan lebih banyak persiapan padahal memiliki dana, sumber daya dan tenaga lebih sedikit.”

Baru-baru ini, pemerintah Malaysia mengajukan pengubahan peta elektoral, yang bisa mengubah komposisi suara di tiap wilayah pemilihan. Perubahan undang-undang ini disahkan di parlemen Malaysia karena koalisi Barisan Nasional, yang mendukung pemerintah, menguasai mayoritas kursi.

Seperti dilansir Al Jazeera, PM Najib mengatakan perubahan peta elektoral ini dibutuhkan karena adanya perubahan siginifikan peta demografi penduduk sejak terakhir kali aturan itu disusun pada 2003.

Menurut Tian Chua, PKR dan PPBM telah berkoalisi untuk memenangkan pemilu 9 Mei 2018 ini. “Hanya dengan bekerja sama erat, kami bisa mengalahkan partai penguasa dan mengganti pemerintahan,” kata Tian Chua kepada Tempo. Dia menambahkan jika menang partai akan mengembangkan demokrasi dan keadilan bagi masyarakat berbeda dengan era pemerintahan Najib.

Berita terkait

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 jam lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

18 jam lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

2 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

2 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

2 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

3 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

3 hari lalu

Mahathir Mohamad Diselidiki KPK Malaysia Atas Tuduhan Korupsi

KPK Malaysia menyelidiki Mahathir Mohamad dan anak-anaknya atas dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

3 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

4 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya