Iran Ganti Dolar AS dengan Euro, Khamenei Merestui

Reporter

Tempo.co

Kamis, 19 April 2018 20:15 WIB

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei memasukan surat suara dalam pemilihan parlemen negara dan Majelis Ahli di Tehran, 26 Februari 2016. Jajak pendapat ini adalah yang pertama sejak Iran dan dunia menyetujui kesepakatan atas program nuklirnya. REUTERS/leader.ir/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Iran mulai mengganti penggunaan dolar Amerika Serikat dengan euro dalam transaksi perdagangan luar negerinya. Teheran mengumumkan pergantian mata uang asing itu pada Rabu, 18 April 2018, seiring dengan ketegangan politik antara Iran dan Amerika akhir-akhir ini.

Baca: Suriah: Amerika Serikat Tarik Diri, Perang dengan Iran Dimulai

Gubernur Bank Sentral Iran Valiollah Seif menjelaskan, dirinya yang menyarankan pergantian mata uang dolar AS ke euro, mata uang Uni Eropa, kepada pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pekan lalu.

Menurutnya, Khamenei menyambut baik sarannya itu. "Dolar tidak punya tempat lagi di transaksi kami hari ini," kata Seif, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis, 19 April 2018.

Sejumlah misil balistik milik Iran yang disimpan di ruang bawah tanah di lokasi yang dirahasiakan, 8 Maret 2016. Meski dapat memuat hulu ledak nuklir, rudal-rudal milik Iran diklaim hanya untuk kepentingan penggentar konvensional. Di antara sejumlah rudal, ada yang mampu menjangkau target sejauh 2.000 kilometer sehingga secara teori sanggup mencapai Israel dan pangkalan militer AS di Timur Tengah. REUTERS

Advertising
Advertising

Baca: 3 Perseteruan Iran melawan Amerika Serikat

Saat ini, Iran kesulitan melakukan perdagangan dengan Amerika akibat dikenai sanksi ekonomi selama beberapa dekade. Karena itu, Iran mengalihkan perdagangannya ke Uni Emirat Arab, Cina, Turki, India, dan Uni Eropa.

Mitra dagang Iran terbesar saat ini adalah Uni Emirat Arab, yakni 24 persen dari total impor dan ekspor Iran, menyusul Cina 22 persen. Adapun perdagangan dengan Turki, India, dan Uni Eropa sekitar 6 persen.

Pada masa pemerintahan Donald Trump, hubungan Amerika dan Iran kembali memburuk. Trump telah memasukkan Iran dalam daftar negara mayoritas muslim yang dilarang masuk ke Amerika.

Baca: Pasang Surut Hubungan Amerika Serikat dan Iran

Trump juga mengancam akan keluar dari kesepakatan nuklir yang disepakati beberapa negara berpengaruh di dunia dengan Iran pada 2015.

Sejumlah pejabat pemerintahan Iran mendukung langkah Seif, yang disebut sebagai langkah logis dan perlu. Iran saat ini sulit mendapatkan dolar Amerika. Sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Iran membuat bank-bank Amerika tidak ingin berbisnis dengan Teheran.

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

1 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

23 jam lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

3 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

3 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

5 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya