Rusia: Ketidakstabilan di Suriah Sudah Dipolitisasi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 13 April 2018 18:24 WIB

Sejumlah ahli senjata kimia PBB dengan menggunakan masker khusus membawa sampel dari wilayah yang diduga terkena dampak serangan gas kimia di Damascus, Suriah (28/8). Serangan yang terjadi beberapa saat lalu telah menewaskan ratusan warga sipil di kawasan ini. REUTERS/Mohamed Abdullah

TEMPO.CO, Jakarta - Sampai Jumat, 13 April 2018, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di kota Douma, Suriah pada 7 April 2018, yang menewaskan sedikitnya 60 warga sipil. Rusia yang dituding dalang serangan ini, menampik keras.

“Menurut data kami, tidak ada tanda-tanda serangan senjata kimia. Foto-foto itu palsu,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia yang baru, Lyudmila Goegievna Vorobieva, Jumat, 13 April 2018 di Jakarta.

Dia mengatakan, ketidakstabilan di Suriah telah dipolitisasi. Untuk itu, pihaknya ingin ada investigasi. Rusia sangat menginginkan jalan damai dan tidak ada intervensi, khususnya terhadap serang militer di Suriah.

Baca: Serangan Senjata Kimia di Douma Suriah, 70 Orang Tewas

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Goegievna Verobieva sedang memberikan keterangan kepada wartawan mengenani kasus-kasus global yang melibatkan Rusia, Jumat, 13 April 2018. TEMPO/Suci Sekar

Advertising
Advertising

Serangan senjata kimia di kota Douma pada akhir pekan lalu telah meningkatkan ketegangan antara Rusia, Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dengan negara-negara Barat. Dikutip dari situs npr.org pada Jumat, 13 April 2018, sebuah tim pencari fakta dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia atau OPCW sedang dalam perjalanan menuju Suriah dan akan mulai melaksanakan tugasnya pada Sabtu, 14 April 2018.

Baca:Suriah dan ISIS Terbukti Gunakan Senjata Kimia

Juru bicara OPCW, Johan de Wittlaan, mengatakan tim investigasi pencari fakta akan menyelidiki serangan senjata kimia di Douma, Suriah, yang menewaskan puluhan warga sipil. Wittlaan menilai pihaknya sangat yakin senjata yang mengandung chlorine telah digunakan. Pemerintah Suriah dan sekutu utamanya, Rusia, menyangkal adanya penggunaan senjata kimia dan telah mengizinkan OPCW untuk melakukan investigasi.

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

18 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

3 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

3 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

3 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya