Amerika Serikat Tak Ingin Terlibat Perang di Suriah
Reporter
Non Koresponden
Editor
Choirul Aminuddin
Jumat, 13 April 2018 17:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, berhati-hati menanggapi pernyataan Presiden Donald Trump mengenai kemungkinan menggelar aksi militer ke Suriah menyusul serangan senjata kimia di Kota Douma pekan lalu.
Dalam acara dengar pendapat dengan anggota Kongres Amerika Serikat, Kamis, 12 April 2018, Mattis mengatakan, AS tidak ingin terlibat perang saudara di Suriah. Menurutnya, AS tetap komit pada keputusan perundingan di Jenewa untuk mengakhiri perang sebagaimana keinginan PBB.
Baca: Soal Serangan Rudal ke Suriah, Trump Melunak?
"Kami sedang mencoba menghentikan pembunuhan terhadap warga tak berdosa. Pada tingkat strategi ini, kita menjaga bagaimana eskalasi perang tetap terkendali," ucapnya. "Strategi kita tetap sama seperti tahun lalu, mendorong persoalan ini ke perdamaian dengan mediasi PBB," tegas Mattis seperti dikutip Al Jazeera.
Pada Rabu, 11 April 2018, Trump mengancam menggelar aksi militer melawan rezim Suriah dukungan Rusia. Ancaman tersebut disampaikan Trump melalui akun media sosial, "Rudal yang bagus, pintar, dan akan segera datang." Namun, belakangan, dia menulis lagi, "Tidak ada alasan bersikap bemusuhan dengan Moskow," tulisnya. Dia menambahkan, ""Kami ingin semua bangsa bekerja sama."
Sehari kemudian, Kamis, 12 April 2018, Trump menulis melalui akun Twitter, dia tidak pernah mengatakan kapan serangan ke Suriah dimulai, tetapi dapat saja segera atau tidak secepat itu.
Baca: Rusia Kirim Jet Tempur Modern ke Suriah, Amerika Serikat Prihatin
Sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia mengatakan, negaranya akan merespon setiap rudal Amerika Serikat yang ditembakkan ke Suriah. "Kami akan menembak jatuh dan menyasar lokasi tembakan," ucapnya. "Prioritas kami adalah mengiklankan tentang bahaya perang."