PBB: Myanmar Belum Siap Terima Kembali Rohingya

Senin, 9 April 2018 11:35 WIB

Pengungsi Rohingya terlihat di kamp pengungsi Kutupalong di Maynar Guna, dekat Cox's Bazar, Bangladesh, 7 April 2018. Arif Hdaverdi Yaman/Anadolu

TEMPO.CO, Jakarta - Petinggi PBB mengatakan, Myanmar belum siap menerima kembalinya pengungsi Rohingya. Pernyataan itu disampaikan Asisten Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan PBB, Ursula Mueller, setelah kunjungan enam hari ke Myanmar.

"Dari apa yang saya lihat dan dengar, tidak ada akses layanan kesehatan, tidak ada perlindungan, membuat situasi tidak kondusif untuk mereka kembali," kata Mueller, seperti dilansir ABC Online pada 8 April 2018.

Baca: 20 Hari Terdampar, Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh

Setelah kerusuhan pecah di negara bagian Rakhine pada Agustus tahun lalu, sebanyak 700 ribu etnis Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, mengosongkan sekitar 55 desa.

Pemerintah Myanmar sebelumnya berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk memastikan repatriasi melalui kesepakatan yang ditandatangani dengan Bangladesh pada November lalu, yakni adil, bermartabat dan aman.

Baca: DK PBB Akhirnya Diizinkan Masuk Myanmar

Namun, Mueller belum melihat ataupun mendengar persiapan yang telah dilakukan pemerintah untuk memulangkan pengungsi Rohingya.

Advertising
Advertising

Mueller mendapat akses yang jarang diberikan Myanmar, termasuk izin mengunjungi daerah paling terpengaruh di Rakhine dan bertemu dengan menteri serta pihak urusan pertahanan perbatasan, termasuk pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan pejabat publik lainnya.

Selama perjalanannya, Mueller juga bertemu dan berbicara dengan Muslim Rohingya yang masih berada di kamp-kamp dan permukiman di Rakhine.

Baca: Myanmar Melarang Pengungsi Rohingya Kembali, Kenapa...

"Kita tidak bisa, dan tidak boleh, melupakan penderitaan lebih dari 400.000 orang Muslim yang masih tinggal di negara bagian Rakhine yang terus menghadapi kehidupan yang sulit dan terpinggirkan karena pembatasan gerak," katanya.

Ratusan ribu Muslim Rohingya melarikan diri menyusul tindakan keras terhadap tentara 25 Agustus pemerintah di barat laut Rakhine. Mereka dibunuh, dibakar, dirampok, dan diperkosa saat itu.

PBB menggambarkan serangan balik Myanmar sebagai pembersihan etnis Rohingya, yang dibantah oleh Myanmar.

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

18 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

22 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

4 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya