TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar akhirnya mengizinkan Dewan Keamanan PBB untuk mengunjungi negara itu setelah beberapa bulan melakukan protes. DK PBB telah mengusulkan kunjungan pada Februari lalu, tapi baru sekarang Myanmar memberi lampu hijau.
Baca: Myanmar Hancurkan 55 Desa Rohingya di Rakhine
Meskipun diberi izin, Presiden Dewan Keamanan PBB asal Peru, Gustavo Meza-Cuadra, tidak yakin, apakah pihaknya diizinkan mengunjungi Negara Bagian Rakhine, tempat minoritas muslim Rohingya tinggal dan mengalami berbagai kekerasan selama ini.
"Jelas, kami tertarik pada Negara Bagian Rakhine," kata Meza-Cuadra, seperti dilansir Channel News Asia pada Selasa, 3 April 2018.
"Tidak ada yang lebih baik daripada kunjungan langsung untuk melihat bagaimana sebenarnya keadaan di sana."
Baca Juga:
Baca: Myanmar Melarang Pengungsi Rohingya Kembali, Kenapa...
Meza-Cuadra menuturkan perincian rencana perjalanan itu belum selesai, termasuk penetapan tanggalnya. Inggris, Kuwait, dan Peru menjadi tuan rumah kunjungan itu, termasuk kunjungan ke kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar di Rakhine.
Hampir 700 ribu muslim Rohingya melarikan diri dari Rakhine serta sekarang tinggal di sebuah kamp pengungsi yang padat dan kumuh di Bangladesh sejak tentara Myanmar melancarkan operasi pada Agustus tahun lalu.
Pihak berwenang Myanmar mengatakan operasi di Rakhine bertujuan memberangus milisi, tapi Dewan Keamanan PBB menuntut warga Rohingya diizinkan kembali dengan selamat.