Kisah Tragis Tentara Bayaran Rusia Tewas di Suriah

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 7 April 2018 08:12 WIB

Tentara Suriah membagikan bantuan yang diberikan oleh pasukan Rusia pada warga yang merlarikan diri dari Ghouta di tempat penampungan di Adra, Suriah, 20 Maret 2018. Ratusan warga melarikan diri dari Ghouta setelah terus digempur pasukan pendukung Bashar Al-Assad. REUTERS/Omar Sanadiki

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika Vladimir Kabunin menandatangani perjanjian kerja sebagai anggota militer kontrak Rusia atau tentara bayaran, dia melihat hal ini sebagai sebuah kesempatan untuk mendapatkan penghasilan lebih besar. Kabunin gembira sekali karena bisa menunjang kehidupan istri dan putranya secara finansial, setelah tak lagi menjadi anggota polisi Orenburg, sebuah provinsi yang terlekat sekitar 1.500 kilometer selatan Moskow.

Melalui kontrak yang telah ditandatanganinya, Kabunin bergabung dengan pemberontak pro-Rusia dalam pertempuran di wilayah timur Ukraina. Saat pertempuran di Ukraina timur mereda, Kabunin pergi ke Suriah untuk mengabdi sebagai tim medis di bawah komando Rusia. Namun sayang, di negara itulah Kabunin meregang nyawa.

Baca: Bukan Sekutu, Tapi Putin, Erdogan, Rouhani Bersatu Demi Suriah

Makam kontraktor militer swasta Rusia Valery Dzyuba, yang dikabarkan tewas di Suriah, digambarkan di sebuah pemakaman dekat kota Orenburg, di Ural selatan, Rusia, 18 September 2017. REUTERS/Maria Tsvetkova

Baca: Turki dan Rusia Bangun Rumah Sakit di Ghouta Timur Suriah

Advertising
Advertising

Dia terbunuh di Suriah pada 2018 dan jasadnya berhasil di kirim ke rumah. Ironis, pemerintah Rusia tak sudi mengakui Kabunin pernah berada di Suriah sehingga jasadnya dikebumikan tanpa upacara penghormatan militer dan tidak ada tanda dimakamnya yang memperlihatkan dia gugur dalam pertempuran.

Dikutip dari Reuters pada Jumat, 6 April 2018, Kabunin, 38 tahun, adalah satu dari ratusan anggota militer kontrak yang diam-diam direkrut oleh Moskow untuk beroperasi di Suriah sejak Rusia menjalankan operasi militer di negara itu pada 2015. Sumber Reuters mengatakan setidaknya 28 anggota militer kontrak tewas sepanjang 2018 ini di Suriah dan fakta di lapangan diyakini lebih besar dari angka ini.

Seorang anggota keluarga dari pasukan militer kontrak mengatakan mereka yang dikontrak untuk berjuang di Suriah mendapat bayaran US$.6.500 per bulan. Bayaran itu 12 kali lipat lebih besar dari gaji bulanan rata-rata Rusia.

“Ketika Anda berhenti bekerja dari badan-badan penegak hukum, maka Anda hanya punya satu pilihan, yakni menjadi seorang tentara bayaran,” kata Vasily Karkan, teman satu kelas Karbunin.

Pada 2010, Karbunin mendapatkan pekerjaan di sebuah penjara, sedangkan istrinya bekerja di sebuah rumah sakit TBC. Namun dia meninggalkan pekerjaan itu pada 2012 dan dua tahun kemudian, dia mencari pekerjaan baru lagi, namun sulit saat ini mencari pekerjaan dengan gaji lebih dari US$170 per bulan di Orenburg.

Dalam sebuah kunjungan ke Suriah pada Desember lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan misi operasi militer Rusia di Suriah tercapai dan pihaknya memberikan penghargaan kepada para pejuang, yang gugur disana. Namun Putin tidak menyinggung sama sekali para tentara bayaran yang gugur di Suriah.

Pemerintah Rusia tidak memiliki kewajiban untuk mengungkap kematian pasukan non-reguler yang bertempur di bawah komando Rusia dan kerugian militer Rusia di Suriah karena dianggap rahasia negara.

Berita terkait

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

7 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

21 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

21 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

3 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

4 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

4 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya