Putranya Akui Hak Israel, Raja Salman Tegaskan Dukung Palestina
Reporter
Yon Yoseph
Editor
Budi Riza
Rabu, 4 April 2018 14:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Salman menegaskan kembali dukungan Kerajaan Arab Saudi untuk pembentukan negara Palestina. Penegasan itu dilakukan setelah ahli warisnya, Mohammed Bin Salman, mengatakan Israel layak untuk hidup damai di atas Tanah Airnya sendiri.
Penegasan ulang Raja Salman itu disampaikan pihak Kerajaan Arab Saudi pada Selasa, 3 April 2018, saat mengumumkan percakapan telepon antara Raja Salman dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca: Raja Salman Dukung Palestina Soal Yerusalem di Sidang Umum PBB
"Raja Salman menegaskan kembali sikap teguhnya pada isu Palestina dan hak sah rakyat Palestina untuk sebuah negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya," demikian pengumuman pihak Kerajaan Arab Saudi, mengutip pernyataan Raja Salman, seperti dilansir Middle East Eye pada Rabu, 4 April 2018.
Laporan itu tidak merujuk pada komentar oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam wawancara yang dipublikasikan pada Senin oleh majalah AS The Atlantic, yang merupakan sinyal terbaru adanya kedekatan antara Arab Saudi dan Israel.
Baca: Gagal di Perang Yaman, Raja Salman Pecat Pejabat Militer
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Jeffrey Goldberg dari The Atlantic pada Senin, 2 April 2018, Pangeran Mohammed meyakini warga Yahudi memiliki hak penuh di atas tanah air leluhur mereka.
“Saya percaya bangsa Palestina dan Israel memiliki hak atas Tanah Air mereka. Tapi kita harus memiliki perjanjian perdamaian untuk memastikan stabilitas keamanan bagi semua dan memiliki hubungan yang normal,” kata Mohammed seperti dilansir Reuters, Selasa, 3 April 2018.
Saat berbicara dengan Trump melalui sambungan telepon pada Senin malam, 2 April 2018, Raja Salman menekankan perlunya proses perdamaian lebih lanjut.
Percakapan telpon itu dilakukan setelah pasukan Israel menewaskan 17 warga Palestina pekan lalu saat terjadi unjuk rasa di sepanjang pagar perbatasan Israel-Gaza.
Arab Saudi, yang merupakan negara tempat lahirnya ajaran Islam, dan Israel belum memiliki hubungan diplomatik formal. Reuters melansir keduanya menjalin hubungan diam-diam di belakang layar dalam beberapa tahun terakhir. Kedua negara itu menekankan sama-sama melihat Iran sebagai ancaman terbesar dan Amerika Serikat sebagai sekutu kuncinya. Raja Salman merupakan pengganti Raja Abdulla, abangnya, sejak Januari 2015.