Soal Penyerangan Bekas Intel Skripal, Menlu Inggris: Cukup Sudah

Editor

Budi Riza

Kamis, 29 Maret 2018 15:34 WIB

Boris Johson, Menteri Luar Negeri Inggris. [www.standard.co.uk]

TEMPO.CO, London – Polisi kontra-terorisme Inggris mengatakan bekas agen ganda asal Rusia, Kolonel Sergei Skripal, dan putrinya, Yulia, terkena racun syaraf Novichok lewat kontak dengan pintu depan rumahnya.

Informasi sebelumnya mengatakan racun itu menempel di koper milik Yulia. “Kami meyakini Skripal dan putrinya terkena kontak dengan racun syaraf itu dari pintu depan rumah mereka,” kata Dean Haydon, koordinator senior polisi untuk kontra-terorisme Inggris, seperti dilansir Reuters, Rabu, 29 Maret 2018.

Baca: Rusia Tantang Inggris, Buktikan Tidak Menyerang Skripal

Advertising
Advertising

Seperti dilansir berbagai media, Skripal dan putrinya ditemukan tergeletak di sebuah pusat perbelanjaan di daerah Salisbury, Inggris selatan. Setelah diperiksa di sebuah rumah sakit, keduanya diketahui terkena racun. Hasil laboratorium Inggris mengatakan itu sejenis racun Novichok, yang diproduksi pada era Uni Sovyet.

Baca: Jerman Usir Diplomat Rusia, Dituduh Terkait Racun di Inggris

Pemerintah Inggris dan negara-negara Barat menuding Rusia sebagai pelakunya. Sebaliknya, Rusia membantah tudingan itu dan belakangan balik menuduh intelijen Inggris sebagai pelakunya.

Konflik ini melebar dengan pengusiran sekitar 150 diplomat Rusia dari Inggris, Amerika Serikat dan berbagai negara Barat lainnya. Total ada 27 negara Barat dan NATO yang mengusir perwakilan Rusia.

Rusia balik mengusir 23 diplomat Inggris dan menjanjikan respon serupa kepada semua negara yang mengusir diplomatnya. Menurut pemerintah Rusia, jika racun itu kaliber militer seharusnya berdampak langsung terhadap Skripal.

Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, mengatakan sebanyak 27 negara telah mengusir diplomat Rusia. “Pengusiran ini menunjukkan perasaan yang tiba-tiba mengkristal dari berbagai negara termasuk dari tiga benua. Cukup sudah,” kata Johnson.

Menurut Johnson Rusia sebaiknya jangan menganggap Inggris dan negara-negara lain sangat bergantung pada impor minyak bumi sehingga lemah secara moral dan tidak berani merespon.

Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak pemerintah Inggris untuk membuktikan bahwa mata-matanya tidak terlibat dalam penyerangan racun terhadap Skripal.

Jika bukti itu tidak ada maka kemenlu Rusia akan menganggapnya sebagai serangan terhadap warga Rusia.

“Analisis menyeluruh yang kami lakukan menunjukkan kemungkinan keterlibatan lembaga intelijen Inggris,” begitu bunyi pernyataan kemenlu Rusia seperti dilansir media Reuters, Rabu, 29 Maret 2018.

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

1 hari lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

2 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

2 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

3 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

4 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

4 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

5 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

6 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

6 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya