Ilmuwan Rusia Buka Suara Soal Racun Novichok, Ini Pengakuannya

Rabu, 21 Maret 2018 16:54 WIB

Personel militer Inggris memeriksa tempat kejadian eks agen rahasia Rusia yang terpapar racun hingga sekarat di Salisbury.[www.rferl.org]

TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan Rusia era Perang Dingin mengungkapkan dirinya pernah dipekerjakan dalam program resmi untuk memproduksi racun saraf Novichok yang dituding Inggris digunakan untuk meracuni eks mata-mata Rusia, Sergei Skripal. Pengakuannya bertentangan dengan klaim Moskow bahwa baik Rusia maupun Uni Soviet tidak pernah memiliki program semacam itu.

Pengungkapan tersebut disampaikan oleh Leonid Rink pada Selasa, 20 Maret 2018. Ia mengaku terlibat dalam program yang didukung pemerintah Soviet sampai awal 1990an.

Baca: Novichok, Pencabut Nyawa dari Rusia

Namun, Rink juga mengatakan dirinya tidak melihat keterlibatan Moscow dengan insiden yang menimpa Skripal, 66 tahun, dan putrinya Yulia yang diracun di Salisbury, Inggris pada 4 Maret 2018.

"Mereka masih hidup, artinya mereka tidak diracuni oleh Novichok," kata Rink seperti dilansir Reuters pada 20 Maret 2018.

Rink mengatakan teknologi di balik Novichok sekarang diketahui banyak negara termasuk Inggris, Amerika Serikat dan Cina.

Advertising
Advertising

Dia menolak laporan media Inggris bahwa Yulia Skripal secara tidak sadar membawa Novichok dari Moscow dan menyebutnya sebagai omong kosong belaka". Menurutnya Novichok tidak akan membiarkan korbanya selamat.

Baca: Racun Novichock Diduga Ditaruh dalam Koper Putri Eks Intel Rusia

Menurutnya, ia bekerja di laboratorium di kota Shikhan selama 27 tahun di mana perkembangan Novichok menjadi dasar tesis doktornya. "Para ahli di Shikhan dan Moscow bekerja sama untuk menghasilkan racun saraf," jelasnya.

Rink juga mengaku bahwa secara diam-diam ia pernah menjual racun itu untuk membunuh seorang raja perbankan Rusia dan sekretarisnya pada 1995. Rink dihukum satu tahun penjara karena penyalahgunaan kekuasaan dalam sebuah sidang rahasia.

Pekan lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov mengatakan Kremlin tidak pernah terlibat dengan program pengembangan senjata kimia.

"Saya ingin mengklarifikasi bahwa Uni Soviet atau Rusia tidak memiliki program untuk memproduksi agen beracun, Novichok," katanya.

Baca: Rusia: Tudingan PM Inggris Soal Racun Saraf Perbuatan Gila

Pernyataan itu dikeluarkan setelah London dan sekutunya menuduh Moscow sebagai dalang di balik percobaan pembunuhan mantan mata-matanya. Kremlin mengklaim insiden itu adalah bagian dari plot Barat untuk menyebarkan sentimen anti-Rusia menjelang pemilihan presiden dan Piala Dunia.

Rusia juga terus mendesak agar Inggris menyediakan bukti keterlibatan racun saraf tersebut, selain menuntut permintaan maaf resmi dari Inggris terkait tudingan tersebut. Setelah pengakuan Rink, beredar anggapan di media pemerintah Rusia bahwa Inggris mungkin di balik serangan racun saraf kepada Skripal dan putrinya.

Berita terkait

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

13 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

1 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

2 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

4 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

5 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

5 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

6 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya