Terkait Trump, Inggris -- Facebook Bakal Investigasi Cambridge?

Reporter

Suci Sekarwati

Editor

Budi Riza

Selasa, 20 Maret 2018 16:01 WIB

Facebook dan Facebook Messenger. fastweb.it

TEMPO.CO, Jakarta - Regulator Inggris bakal menerbitkan sebuah surat perintah investigasi terhadap kantor konsultan politik Cambridge Analytica terkait penggunaan data para pengguna layanan sosial media Facebook untuk kepentingana tim kampanye pemilihan Presiden Donald Trump pada 2016.

Langkah itu diambil menyusul sejumlah laporan yang menyebut Cambridge Analytica telah mendapatkan keuntungan fantastis yang tidak sepatutnya dengan mengakses data 50 juta pengguna Facebook.

Baca: Trump Mau Bubarkan Tim Mueller, Politikus Republik: Mau Lengser?

Advertising
Advertising

Sikap itu diambil regulator Inggris juga karena desakan para pengambil kebijakan di Amerika Serikat dan Eropa, yang menuntut penjelasan bagaimana perusahaan konsultan itu mendapatkan akses data para pengguna. Cambridge Analytica diketahui bekerja untuk tim kampanye Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Presiden Donald Trump dan Penasihat ekonomi utama Gedung Putih Gary Cohn. businessinsider.com

Seperti dikutip Reuters pada Selasa, 20 Maret 2018, anggota Kongres Amerika Serikat telah menyerukan kepada CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pada Senin, 19 Maret 2018, untuk mengambil langkah. Dalam penjelasannya Facebook mengatakan pihaknya telah merekrut beberapa auditor forensik dari perusahaan Stroz Friedberg untuk menginvestigasi dan memutuskan apakah Cambridge Analytica masih memiliki data-data pengguna Facebook.

“Tim auditor dari Stroz Friedberg sudah berada di kantor Cambridge Analytica di London pada sore ini. Atas permintaan Komisi informasi Inggris, tim auditor dari Stroz Friedberg siap di lokasi,” demikian bunyi keterangan Facebook.

Baca: Trump Resmi Izinkan Pejabat Tinggi AS Kunjungi Taiwan

Atas kabar kebocoran data terkait kepentingan kampanye Trump ini, saham Facebook anjlok hampir 7.0 persen pada Senin, 19 Maret 2018. Para investor waswas undang-undang yang baru, bisa menciderai bisnis Facebook. Frank Pasquale, profesor bidang hukum dari Universitas Maryland, Amerika Serikat mengatakan kejadian ini adalah pembuka kotak hitam praktik-praktik data Facebook dan yang terjadi ini bukan hal yang bagus.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

4 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

8 jam lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

1 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

1 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

2 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

3 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

3 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

4 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

6 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya