Filipina Keluar dari ICC, Duterte Ajak Negara lain

Editor

Budi Riza

Senin, 19 Maret 2018 07:48 WIB

Seorang pria, yang istrinya ditangkap saat operasi anti-narkoba dan ditemukan tewas sehari kemudian, tidur di kasur di samping keponakannya di luar gubuknya di Navotas, Metro Manila, Filipina, 6 Desember 2017. Gubuk-gubuk kumuh di kawasan yang lebih dikenal sebagai Market 3 ini menjadi saksi bisu perang berdarah terhadap narkoba yang diluncurkan Duterte sejak Juni 2016 lalu. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menyerukan kepada negara-negara anggota Pengadilan Kriminal Internasional untuk bergabung dengan negaranya keluar dari lembaga itu.

Duterte mengatakan ini terkait pernyataannya sebelumnya bahwa Filipina keluar dari Pengadilan Kriminal ini menyusul dimulainya penyelidikan awal lembaga internasional itu atas dugaan kejahatan kemanusiaan dalam perang terhadap narkoba.

Baca: Presiden Duterte Yakin Tidak Akan Dihukum ICC

Advertising
Advertising

"Saya akan meyakinkan semua orang yang menandatangani perjanjian itu untuk keluar, keluar," kata Duterte di hadapan para kadet Akademi Militer Filipina saat acara wisuda, yang berlangsung di Filipina bagian utara, pada Ahad, 18 Maret 2018. Filipina merupakan negara kedua setelah Burundi yang keluar dari lembaga internasional ini.

Baca: Duterte Ancam Lempar Penyidik HAM PBB ke Buaya?

Presiden Rodrigo Duterte menangis saat ia menghibur anggota keluarga korban kebakaran pusat perbelanjaan di kota Davao di Filipina, 24 Desember 2017. REUTERS

"Perjanjian itu, jika kamu baca, hanyalah kebohongan," tambah Duterte. Menurut dia, pernjanjian itu harus dipublikasikan terlebih dulu agar orang-orang tidak mengabaikannya.

Duterte juga mengatakan akan melanjutkan perang narkoba hingga kelar. "Saya harus menyelesaikan ini. Kerjakan saja tugasmu dan saya yang mengurus sisanya."

Para aktivis HAM dan lembaga advokasi dari dalam dan luar Filipina mengecam kebijakan Duterte itu yang, menurut versi pemerintah, telah menewaskan sekitar 4000 bandar dan pengedar narkoba lewat extra judicial killling. Namun, lembaga independen menduga jumlah korban jauh lebih banyak yaitu sekitar 8000 orang sejak perang narkoba dicanangkan pada Juli 2016.

uterte menuding pembentukan Pengadilan Kriminal Internasional ini merupakan upaya negara-negara Eropa untuk menghapus dosa masa lalu mereka. Dia juga menuding Eropa telah mencuri minyak negara-negara Arab dan menyebarkan permusuhan di kawasan Timur Tengah.

Seorang pria, yang istrinya ditangkap saat operasi anti-narkoba dan ditemukan tewas sehari kemudian, tidur di kasur di samping keponakannya di luar gubuknya di Navotas, Metro Manila, Filipina, 6 Desember 2017. Gubuk-gubuk kumuh di kawasan yang lebih dikenal sebagai Market 3 ini menjadi saksi bisu perang berdarah terhadap narkoba yang diluncurkan Duterte sejak Juni 2016 lalu. REUTERS
Media Philstar.com melansir Uni Eropa menyayangkan keputusan Duterte itu pada pekan lalu. "Pengadilan Kriminal Internasional merupakan institusi kunci untuk membantu warga negara mendapatkan keadilan ketika berhadapan dengan kejahatan serius, yang tidak mungkin diselesaikan di tingkat negara," begitu pernyataan Uni Eropa seperti dikutip media Filipina itu.

Media ini juga melansir persiapan penandatanganan Statuta Roma, yang mendirikan ICC, dilakukan oleh dua negara Afrika yaitu Trinidad dan Tobago dalam kerangka Koalisi untuk Pengadilan Kriminal Internasional. Pembahasan lalu berlanjut ke Perserikatan Bangsa-Bangsa.


ICC mulai memeriksa kasus dugaan kejahatan kemanusiaan oleh Duterte setelah mendapat laporan dari pengacara Jude Sabio asal Filipina. Sabio melaporkan Duterte bertanggung-jawab atas kematian lebih dari 7000 oranng tersangka bandar dan pengedar narkoba.

Berita terkait

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

14 jam lalu

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

Pelatih Timnas Indonesia Putri U-17, Satoru Mochizuki, mengevaluasi performa para pemain usai dibantai Filipina di Piala Asia Putri U-17 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

1 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

5 hari lalu

Perkuat Timnas Filipina, Pelatih Tom Saintfiet Mulai Cari Pemain Keturunan di Eropa

Pelatih Timnas Filipina, Tom Saintfiet, berburu amunisi tambahan untuk menghadapi dua laga pamungkas Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

6 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

6 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

8 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

8 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

10 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

17 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

28 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya