Amerika Serikat Pindah Kedutaan Besar ke Yerusalem Mei 2018

Sabtu, 24 Februari 2018 14:00 WIB

Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan Kedutaan Besar AS di Yerusalem akan dibuka pada Mei 2018, bertepatan dengan 70 tahun deklarasi kemerdekaan Israel.

"Perpindahan kedutaan besar ini adalah sebuah langkah bersejarah," bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat kepada media, Jumat, 23 Februari 2018, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu, 24 Februari 2018.

Baca: Tiga Tahun Lagi, Kedutaan Amerika Serikat Pindah ke Yerusalem

Peserta aksi solidaritas untuk Palestina membakar bendera Israel dan Amerika saat berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, 15 Desember 2017. Aksi tersebut menyerukan pembelaan untuk Palestina dan mengecam pengakuan sepihak Presiden Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Dari pengumuman yang disampaikan kemarin itu, berarti perpindahan tersebut lebih cepat dari rencana semula. Sebelumnya, pada akhir Januari 2018, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence mengatakan masalah kedutaan ini sangat kontroversial, sehingga perpindahannya kemungkinan pada 2019.

Advertising
Advertising

Bagi rakyat Palestina, 15 Mei adalah Hari Nakba atau Hari Malapetaka. Ketika itu, mereka dipaksa keluar dari kampung halamannya untuk memberikan jalan bagi Israel masuk sekaligus mendirikan sebuah negara.

Pada 1947 hingga 1949, sedikitnya 750 ribu warga Palestina dari 1,9 juta orang diusir dari tanah kelahirannya dari Palestina. Israel memproklamasikan kemerdekaannya pada 14 Mei 1948.

Massa aksi membakar bendera Israel dan Amerika Serikat di depan Kedutaan Besar Amerika, Jakarta, 15 Desember 2017. Massa aksi yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Yerusalem mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait pemindahan ibukota Israel ke Yesrusalem. Tempo/Ilham Fikri

Seorang pejabat Palestina mengatakan kepada kantor berita AFP sebagaimana dilansir Al Jazeera, pengumuman Amerika tersebut sebagai bentuk provokasi bagi dunia Arab dan nyata-nyata sebuah pelanggaran hukum internasional.

Baca: Ini Ancaman Turki jika AS Akui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

Saeb Erekat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan sikap Amerika Serikat itu merusak solusi dua negara. Dari Israel diperoleh informasi, Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas pengumumannya.

Berita terkait

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

1 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

7 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

8 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

9 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

9 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

10 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

10 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

11 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

11 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya