Buruh di Jerman Boleh Bekerja 28 Jam per Minggu, Gaji Juga Naik

Jumat, 9 Februari 2018 08:05 WIB

Pekerja melakukan pengecekan pada mesin bodi mobil VW Golf di pabrik produsen mobil Volkswagen di Wolfsburg, Jerman 9 Maret 2017. REUTERS/Fabian Bimmer

TEMPO.CO, Jakarta -Kabar gembira bagi jutaan buruh di Jerman setelah serikat buruh metal, IG Metall, berhasil menggolkan kesepakatan untuk mengurangi jam kerja menjadi 28 jam per minggu. Buruh juga mendapat kenaikan gaji yang besar.

IG Metall melakukan negosiasi dengan perwakilan lebih dari 700 perusahaan di kawasan barat daya Jerman. Kesepakatan ini diperkirakan akan berdampak pada seluruh industrI Jerman.

Baca: Jerman Hentikan Ekspor Senjata ke Negara Terlibat Perang Yaman

"Ini standar bagi setiap orang," kata Megan Greene sebagai kepala ekonom di Manulife Asset Management, seperti dikutip dari CNN.COM, 7 Februari 2018.

IG Mettal sebenarnya menegosiasikan jam kerja yang lebih fleksibel. Selain 28 jam per minggu, pekerja juga dapat memilih opsi 35 jam per minggu, hingga 40 jam per minggu.

Serikat buruh IG Mettal juga berhasil menyepakati kenaikan gaji para buruh sebesar 4.3 persen yang berlaku mulai April mendatang.

Advertising
Advertising

Pengurangan jam kerja menjadi 28 jam per minggu bertujuan agar buruh punya waktu luang untuk merawat anak-anak mereka atau sanak saudara mereka. Konsekwensinya, upah akan dikurangi karena jam kerja yang berkurang.

Baca: Perayaan Tahun Baru 2018, Polisi Jerman Buat Zona Aman Perempuan

Kesepakatan pengurangan jam kerja telah menarik minat perusahaan top Jerman lainnya seperti Mercedez-Benz yang juga memberi opsi bekerja 28 jam per minggu untuk selama 2 tahun dan kemudian tahun berikutnya kembali ke jam kerja sebanyak 35 jam per minggu.

Kesepakatan ini juga dinikmati para pekerja yang tidak bernaung di serikat pekerja. Penyebabnya, perusahaan-perusahaan lainnya juga menginginkan hal yang sama diberlakukan di perusahaannya.

"Anda dapat memperkirakan kesepakatan serupa muncul di sektor lain dan kawasan lain," kata Famke Krumbmuller, mitra di OpenCitiz, konsultan resiko politik.

Para pekerja di Jerman mengambil keuntungan ini dari rendahnya pengangguran dan pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Contohnya, Daimler menawarkan seluruh karyawannya jam kerja fleksibel mulai tahun 2019.

Baca: AfP, Partai Neo-Nazi Akhirnya Masuk Parlemen Jerman

Bosch yang memperkerjakan 138 ribu orang di Jerman, akan menawarkan kenaikan upah dan tunjangan kepada mayoritas pekerja di Jerman. Perusahaan ini menyakini jam kerja fleksible tidak akan menimbulkan masalah.

"Bosch sudah memiliki sekitar 100 model jam kerja brbeda untuk memastikan keseimbangan kerja dan hidup secara optimal," kata Simon Schmitt, juru bicara Bosch.

Namun tidak semua perusahaan setuju dengan kesepakatan jam kerja fleksibel ini. Sebab, menurut juru bicara Sudwestmetall, Volker Stenmaier, pemangkasan jam kerja akan menimbulkan kekurangan tenaga kerja. Adapun buruh malah banyak yang ingin lembur untuk menghasilkan lebih banyak uang.

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

2 hari lalu

Ujung Perang Dunia II Eropa: Eva Braun, Istri Adolf Hitler yang Tewas Sehari Setelah Pernikahan

Bernama lengkap Eva Anna Paula Braun, Braun adalah simpanan yang lalu menjadi istri Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman di Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

2 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

8 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

9 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

9 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

15 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

15 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

16 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

17 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya