Ratusan Ribu Perempuan AS Berunjuk Rasa, Desak Trump Mundur

Reporter

Terjemahan

Minggu, 21 Januari 2018 14:36 WIB

Ribuan orang berkumpul dan turun ke jalan dalam Pawai Perempuan di Philadelphia, AS, 20 Januari 2018. Pawai Perempuan merupakan aksi unjuk rasa yang terjadi di beberapa kota di seluruh dunia yang digelar setiap tanggal 21/22 Januari. AP Photo

TEMPO.CO, Jakarta -Ratusan ribu perempuan dan pria Amerika Serikat berunjuk rasa di Washington D.C., New York, Los Angeles, Chicago dan sekitar 250 kota lainnya dalam Pawai Perempuan kedua di era pemerintahan Presiden Donald Trump.

Seperti dilansir AAP, Ahad 21 Januari 2018, mereka mengutuk sejumlah kebijakan Trump sejak menjabat, termasuk penutupan pemerintah karena Trump dan pemimpin Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, gagal menghasilkan sebuah kesepakatan setelah mereka bersitegang soal pembiayaan anak-anak muda imigran.

Para perempuan juga menyeru agar pemilik suara memilih Partai Demokrat dalam pemilihan parlemen November mendatang, agar pemerintahan Trump dapat dikontrol.

Baca juga:

Artis Porno Mengaku Ditawari Trump Rp 130 Juta untuk Kencan

Advertising
Advertising

"Suara kalian adalah senjata yang paling ampuh,” kata aktris Eva Longoria kepada massa di Los Angeles. "Mereka yang memiliki hak istimewa untuk memilih harus bertindak."

Selain Longoria, sejumlah aktris tampak hadir dalam pawai tersebut termasuk Natalie Portman, Scarlett Johansson, Constance Wu, dan Violet Adams.

Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti memperkirakan massa yang hadir dalam aksi kali ini mencapai 600 ribu orang, atau terbesar di seluruh penjuru negeri.

Sementara di Washington, jumlah pengunjuk rasa jauh lebih sedikit dibanding massa saat pelantikan Trump setahun lalu. Meski begitu, suasana terasa tetap meriah. Pemimpin Demokrat pun mendesak massa untuk terus mengkritik kebijakan Trump.

"Ketika pemerintahan ini memperingati ulang tahun pertama, beria dia nilai F (gagal),” ujar Nancy Pelosi, pemimpin Demokrat di Kongres. “Kita tidak membenci, kita bersatu.”

Trump sendiri berkicau di akun Twitternya dan mengklaim kebijakan ekonominya menguntungkan perempuan Amerika.

"Cuaca indah di seluruh negeri, sebuah hari sempurna untuk Pawai Perempuan,” tulis dia. “Silakan merayakan sejarah dan keberhasilan ekonomi selama 12 bulan terakhir. Pengangguran perempuan paling rendah selama 18 tahun terakhir.”

Kementerian Tenaga Kerja AS melaporkan pengangguran perempuan mencapai 3,7 persen pada Desember atau lebih rendah dari rata-rata pengangguran AS yang mencapai 4,1 persen.

Meski begitu, Katie O'Connor, pengacara asal Knoxville, Tennessee, yang datang ke pawai di National Mall, Washington, menginginkan Trump dimakzulkan. "Saya tidak percaya pemerintahan ini baik untuk perempuan.”

Berita terkait

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

17 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

20 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

24 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

24 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

29 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

33 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

38 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

45 hari lalu

Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.

Baca Selengkapnya

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

45 hari lalu

Sah, Biden Vs Trump di Pilpres AS Bakal Terulang Lagi!

Dalam pilpres AS tahun ini, Biden vs Trump akan kembali terulang dalam memperebutkan suara rakyat Amerika.

Baca Selengkapnya