TEMPO.CO, Washington – Pemerintah Federal Amerika Serikat pimpinan Presiden Donald Trump mulai menghentikan berbagai fungsi non-esensial sejak Sabtu dini hari, 20 Januari 2019, waktu setempat. Ini pertama kalinya terjadi ketika satu partai yaitu Partai Republik menguasai mayoritas suara di Senat dan Kongres.
Penutupan kegiatan pemerintahan ini terjadi setelah Presiden AS, Donald Trump, dan Partai Republik gagal mencapai kesepakatan dengan Partai Demokrat di Senat mengenai anggaran pemerintah. Media USA Today melansir peristiwa ini terjadi tepat setahun setelah Trump dilantik.
Baca: Trump Tak Pindahkan Kedutaan Amerika Serikat ke Yerusalem
Setelah tenggat pada Jumat tengah malam terlewati tanpa terjadinya kesepakatan, seperti dilansir media New York Times, Gedung Putih mengeluarkan pernyataan keras mengecam pemimpin senat Demokrat sebagai pecundang yang menghalang-halangi.
Baca: Trump Diprediksi Akan Dijungkalkan Tahun Ini. Apa Buktinya?
“Anggota Senat dari Demokrat bertanggung jawab atas penutupan pemerintah oleh Schumer,” kata Sarah Huckabee Sanders, sekretaris media Gedung Putih. “Kami tidak akan menegosiasikan status imigran ilegal sementara Demokrat menyandera warga negara resmi dengan mengajukan permintaan yang sembrono.” Chuck Schumer adalah pemimpin Senat dari Partai Demokrat.
Gedung Putih telah bersiap menjalani penutupan pemerintah sebagian hingga akhir pekan. Ini menyusul munculnya sinyalemen kuat bahwa Senat tidak bisa mencapai batas minimal voting 60 suara untuk mengesahkan anggaran belanja negara 2018.
“Ini tidak terlihat bagus bagi militer hebat kita atau keamanan dan keselamatan pada perbatasan di selatan yang berbahaya,” kata Trump lewat cuitan di akun @realdonaltrump seperti dilansir NBC News beberapa saat menjelang pemungutan suara, yang akhirnya kurang sepuluh suara untuk pengesahan.