Serangan Hotel di Afganistan, 100 Sandera Dibebaskan
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Minggu, 21 Januari 2018 12:22 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya lima orang tewas dan delapan lainnya luka-luka dalam sebuah serangan ke Hotel Intercontinental di Kabul, Afganistan, Sabtu malam, 20 Januari 2017, waktu setempat.
"Lima orang tewas," kata seorang pejabat dinas intelijen Afganistan kepada AFP sebagaimana dikutip Business Standard, Ahad, 21 Januari 2018.
Baca: Hotel Kembali Jadi Sasaran Gerilyawan Afganistan
Dia menambahkan, dalam operasi penyerbuan oleh pasukan keamanan Afganistan, 100 sandera berhasil dibebaskan.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada media, setidaknya empat pria bersenjata menyerang hotel terbesar di ibu kota Afganistan, sekaligus menjadi penanda Kabul. Para pelaku serangan membuang tembakan ke para tamu dan staf hotel.
Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sebelumnya, dinas intelijen Afganistan memperingatkan warga agar menghindari hotel dan sejumlah lokasi yang kerap didatangi warg asing.
"Empat penyerang berada di dalam gedung," kata seorang pejabat di badan intelijen Direktorat Keamanan Nasional (NDS) kepada AFP. "Mereka menembaki para tamu," lanjutnya.
Seorang tamu yang bersembunyi di dalam sebuah kamar mengatakan kepada AFP, dia mendengar suara tembakan senjata api di lantai paling atas hotel yang dibangun pada 1960-an, tempat puluhan orang menghadiri konferensi teknologi pada Ahad.
"Saya tidak tahu jika para penyerang berada di dalam hotel tetapi saya dapat mendengar suara senapan dari beberapa tempat dekat lantai satu," kata saksi mata yang tak bersedia disebutkan namanya.
"Kami bersembunyi di kamar kami. Saya meminta kepada pasukan keamanan menyelamatkan kami sesegera mungkin sebelum mereka mencapai dan membunuh kami," ucapnya.
Baca: Hotel Mewah di Kabul Dibom, 8 Tewas
Hotel Intercontinental Kabul, Afganistan, pernah menjadi sasaran serangan pada Juni 2011 mengakibatkan 21 orang tewas, termasuk 10 warga sipil. Pelaku serangan bom bunuh diri mengklaim dari Taliban.